Langsa | Realitas – Pancasila bukan sebagai nilai semata namun sebagai pegangan dalam menjalankan prinsip-prinsip hukum tentang kesetaraan dan keadilan dengan ukuran bahwa ketika negara tidak hadir dengan kesetaraan maupun keadilan hukum maka Pancasila cukup berhenti menjadi ‘pajangan hiasan dinding’.
Demikian disampaikan Anggota DPR-RI, dari Fraksi Partai Demokrat, Muslim SHI MM, saat membuka acara sosialisasi empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, di rumah relawan BM Kota Langsa, Rabu (22/3).
Dengan gaya yang khas dalam memaparkan materi sosialisasi empat ‘Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara’, Bang Muslim, menyatakan Pancasila dilahirkan bukan tujuan pada akhirnya, karena itu wajar Pancasila hidup dalam pembacaan di seremonial-seremonial acara kenegaraan maupun upacara hari-hari nasional, bukan hidup sebagai penguatan terhadap tercapainya tujuan bernegara maupun bermasyarakat.
Bang Muslim, memberikan sebuah umpan bagi generasi muda terkait bagaimana masa depan berbangsa dan bernegara ini ditentukan kesetaraan dan keadilan hukum lalu generasi muda bisa berbuat apa untuk bangsa yang dicita-citakan oleh pedoman bangsa ini.
“Pemuda yang akan berpacu pada perubahan atau pemuda yang akan ditinggal oleh perubahan,” ungkap Muslim.
Ketua Panitia, Muhammad Rizal, yang juga Tenaga Ahli (TA), kepada wartawan, Jumat (24/3) menjelaskan meskipun suasana memasuki bulan suci Ramadhan 1444 H tidak menyurutkan semangat seorang Anggota DPR RI dari Dapil Aceh II yakni Muslim, SHI, MM biasa disapa dengan Bang Muslim melakukan kunjungan ke Kota Langsa dalam rangka melakukan sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tepatnya tanggal 22 Maret 2023 di rumah relawan BM Kota Langsa.
Sedangkan dalam pembukaan acara sosialisasi saat ini sang moderator, Fakhruddin mengulas sedikit fakta sejarah bagaimana dinamika kebangsaan dan keindonesiaan sekarang ini sungguh masih jauh dari semangat berdiri kokohnya Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bermasyarakat dimana salah satunya ada persoalan hukum tak kunjung adanya kesetaraan dan keadilan.
Sedangkan salah satu peserta Saiful, dalam sesi tanya-jawab memberikan ulasan sekaligus tanggapan terhadap apa yang disampaikan Bang Muslim, wajah Pancasila rusak akibat perilaku bangsa ini yang memperalat Pancasila untuk kekuasaan dan penguasaan ekonomi untuk menjadi ‘kaya’ sehingga hukum kenyatanya sulit setara dan adil bagi masyarakat kecil yang tidak sejalan ataupun lemah.
“Bahwa dibutuhkan penegakan Pancasila sebagai kontrol jalannya kehidupan hukum dan kekuasaan yang sangat kuat mempengaruhi perjalanan hukum maupun keadilannya,” tandas Saiful. (Bunga)