Aceh Barat Krisis BBM, Operasional Jasa Angkutan Terganggu

oleh -92.579 views
Aceh Barat Krisis BBM, Operasional Jasa Angkutan Terganggu
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Aceh Barat, Mu'ad

Aceh Barat | Realitas – Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Biosolar di Kabupaten Aceh Barat dikeluhkan Organisasi Angkutan Darat (Organda) yang anggotanya merupakan para sopir jasa angkutan, baik itu penumpang maupun barang.

Hal ini di sampaikan oleh Ketua Organda Aceh Barat, Mu’ad, kepada wartawan di Meulaboh, Selasa (17/1/2023).

Mereka harus antri berjam-jam untuk mengisi BBM di sejumlah SPBU yang beroperasi di kota Meulaboh. Kejadian seperti itu mulai terjadi sejak pemerintah menaikan harga minyak. Akibatnya operasional sopir-sopir tersebut terganggu.

“Misalnya angkutan jasa penumpang trayek Meulaboh ke Banda Aceh dengan jadwal keberangkatan pukul 10.00 wib, biasanya jam 09.00 wib mereka sudah mulai menjemput sewa, tapi akibat harus mengantri minyak, jadwal bisa meleset,” kata ketua Organda Aceh Barat

BACA JUGA :  M Nasir Djamil Anggota DRP RI Komisi III: Pusat Harus Serius Majukan Kuala Langsa

Menurut Mu’ad, keluhan dari anggotanya tersebut telah diterima sejak beberapa waktu lalu. Kondisi ini pun tak hanya terjadi di Kabupaten Aceh Barat, namun hampir merata di wilayah pantai barat selatan Provinsi Aceh.

“Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk isi BBM, 1 hingga 2 jam bahkan ada yang lebih dan antrian itu supir harus tetap berada di kenderaan,” sebutnya.

Jumlah perusahaan pengangkutan yang tergabung saat ini yaitu 31 dimana 24 perusahaan jasa angkutan barang dan 7 lagi merupakan angkutan penumpang.

“Untuk jumlah kenderaan, sekitar 900 unit dimana angkutan penumpang lebih kurang 200 unit, selebihnya angkutan barang dan jika dipersentasekan, 100 persen menggunakan BBM jenis biosolar,” sebutnya.

BACA JUGA :  Kejari Banda Aceh Periksa Empat Pj Disdik Terkait Pelaksanaan Pelatihan Guru

Terkait kondisi tersebut, Mu’ad mengaku telah menyampaikan ke Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Barat melalui Kepala Bidang Angkutan Darat.

Hingga kini pihaknya masih menunggu atensi dari pemerintah dan berharap agar kondisi krisis biosolar di Kabupaten Aceh Barat dapat segera diatasi agar operasional para supir nantinya normal kembali, harapnya.

“Kalau misalnya nanti supir angkutan penumpang tidak jalan, maka akan berimbas kepada masyarakat, apalagi jika supir angkutan barang tidak jalan. Sementara pasokan barang kebutuhan sebahagian masih dari medan,” kata Mu’ad. (Rico)