Menuju Masyarakat Harmonis: Peran Kualitas Hubungan Sosial Dalam Islam

oleh -53.759 views

Oleh: Wan Salsabila

Mahasiswa Prodi Psikologi Islam, IAIN Langsa

 

Kualitas hubungan sosial merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam membentuk kehidupan yang harmonis dan saling mendukung.

Dalam Islam, hubungan sosial tidak hanya dipandang sebagai interaksi antar individu, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang memiliki dimensi spiritual dan sosial yang mendalam.

Islam mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia, baik itu dalam hubungan keluarga, tetangga, teman, atau sesama umat Muslim (Assyifa, 2024).

Dalam konteks ini, kualitas hubungan sosial dalam perspektif Islam melibatkan nilai-nilai seperti kasih sayang, saling menghargai, dan tolong-menolong, yang semuanya diarahkan untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat.

Dalam Islam, hubungan sosial tidak hanya sebatas interaksi fisik ataupun sosial, tetapi juga merupakan ibadah yang harus dilakukan dengan niat yang baik untuk mendapatkan ridha Allah (Rahmanda & Rahman, 2022).

Islam mengajarkan bahwa setiap individu memiliki kewajiban untuk menjaga hubungan yang baik dengan orang lain, karena hubungan sosial yang baik adalah bagian dari akhlak mulia yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW (Dayusmandkk., 2023).

Dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 10 disebutkan: “Sesungguhnya orangorang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih…” (QS. Al-Hujurat: 10).

Ayat ini menegaskan bahwa hubungan sosial antar umat Islam harus dijaga dengan prinsip persaudaraan, saling menghormati, dan mendamaikan perbedaan.

Prinsip ini juga tercermin dalam Hadis Nabi Muhammad SAW yang mengatakan: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, kualitas hubungan sosial dalam Islam sangat bergantung pada keikhlasan dan niat untuk saling membantu dalam kebaikan, bukan hanya untuk kepentingan pribadi.

Islam sangat menekankan pentingnya kasih sayang antar sesama (B. I. Maharani, 2023). Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kasih sayanglah kamu kepada orang yang ada di bumi, maka kamu akan disayang oleh yang ada di langit” (HR. Tirmidzi).

Kasih sayang ini tidak hanya terbatas pada hubungan keluarga atau teman, tetapi juga mencakup hubungan dengan semua umat manusia, termasuk yang berbeda agama atau suku.

Dalam hal ini, kualitas hubungan sosial akan tercipta apabila ada rasa saling menyayangi dan menghargai antar individu.

Menghargai perbedaan dan menghormati hak-hak orang lain adalah prinsip penting dalam Islam. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling kenal mengenal…” (QS. Al-Hujurat: 13).

Prinsip ini mengajarkan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam agama, ras, dan latar belakang, semua manusia harus dihargai dan diperlakukan dengan adil.

Silaturahmi merupakan salah satu prinsip penting dalam Islam yang berperan besar dalam meningkatkan kualitas hubungan sosial (Kamaluddin, 2024). Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi” (HR. Bukhari dan Muslim).

Menjaga hubungan dengan keluarga, sahabat, dan bahkan orang yang tidak terlalu dekat dengan kita adalah salah satu cara untuk mempererat ikatan sosial dan memperbaiki kualitas hubungan antar sesama. Islam mengajarkan umatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (Asaniyah, 2021).

Dalam Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah ayat 2 disebutkan: “Dan tolongmenolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan…” (QS. Al-Ma’idah: 2).

Prinsip ini mengajak umat Islam untuk selalu mendahulukan kepentingan orang lain dalam keadaan apapun, dengan tujuan untuk membangun hubungan sosial yang produktif dan penuh berkah. Hubungan sosial yang positif, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, memiliki dampak signifikan pada kesejahteraan psikologis dan emosional seseorang.

Menjaga interaksi yang harmonis dengan orang lain dapat membawa ketentraman jiwa, memperkuat keyakinan, serta menambah rasa syukur. Individu yang dapat menjaga hubungan sosial yang baik cenderung merasakan stres yang lebih rendah dan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi, sebab mereka merasa mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar mereka (S. Maharani, 2024).

Islam mendorong umatnya untuk menjaga hubungan sosial yang positif untuk menciptakan lingkungan yang saling membantu dan harmonis. Dalam konteks ini, kualitas hubungan sosial yang baik mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperkuat solidaritas serta rasa peduli di antara individu dalam lingkungannya.

Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi prinsipprinsip ajaran Islam tentang hubungan sosial, seperti kasih sayang dan tolong-menolong, kualitas hidup masyarakat cenderung lebih baik dan lebih sejahtera (Diponegoro, 2020).

Meskipun agama Islam telah memberikan pedoman yang jelas dalam membangun hubungan sosial yang positif, hambatan yang dialami oleh umat Muslim dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut masih tetap ada.

Di era modern saat ini, individu sering kali lebih mementingkan diri sendiri, yang mengakibatkan berkurangnya rasa peduli dan solidaritas di antara mereka (Phaldini, 2024).

Selain itu, perbedaan pandangan dan perpecahan dalam masyarakat juga bisa menghambat terciptanya hubungan sosial yang berkualitas (Prayogi, 2023).

Untuk itu, diperlukan upaya yang lebih besar dalam menyosialisasikan nilai-nilai Islam yang mengutamakan persaudaraan, penghormatan, dan kasih sayang dalam setiap aspek kehidupan.

Kualitas hubungan sosial dalam perspektif Islam adalah tentang bagaimana membangun interaksi yang penuh kasih sayang, saling menghormati, dan menolong satu sama lain untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat.

Prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Islam seperti saling menghargai, menjaga silaturahmi, dan tolong-menolong adalah dasar untuk menciptakan hubungan sosial yang sehat dan harmonis. Dengan mempraktikkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam dapat menikmati kesejahteraan spiritual, emosional, dan sosial yang lebih baik. Tantangan dalam mewujudkan kualitas hubungan sosial yang ideal tetap ada, namun dengan kesadaran dan usaha bersama, hubungan sosial yang berkualitas dapat tercipta dan membawa kebaikan bagi semua.(*)