Pekanbaru | REALITAS – Perjalanan panjang Pusat Data dan Informasi Perempuan (Pusdatin Puan) Riau kini memasuki babak baru.
Pengurus Pusdatin Puan Riau periode 2024–2029 secara resmi dikukuhkan atau dilantik oleh Gubernur Riau Abdul Wahid, M.Si., yang diwakili oleh Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Zulkifli Syukur.
Keberadaan kepengurusan yang baru ini akan memperkuat komitmen terhadap pendataan dan pengarsipan sejarah perempuan Riau sebagai bagian penting dari pembangunan daerah dan nasional.
Pusdatin Puan Riau pada awalnya dikukuhkan pada tanggal 31 Desember 2004 lalu oleh Gubernur Riau kala itu, HM Rusli Zainal, serta disaksikan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI, Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono. Kehadiran Pusdatin Puan Riau merupakan gagasan sang visioner Hj. Roslaini Ismail Suko, Ketua BKOW Provinsi Riau pada saat itu.
Kini, di bawah kepemimpinan Hj. Septina Primawati, MM, organisasi ini mengukuhkan langkahnya dengan misi pendataan perempuan secara kuantitatif maupun kualitatif di seluruh penjuru Riau.
“Pusdatin Puan bukan hanya soal data, tapi tentang menyusun sejarah perempuan Riau, mendokumentasikan kontribusi mereka, dan menjadikannya inspirasi lintas generasi,” ungkap Septina.
Pendataan hingga Penerbitan : Kiprah yang Tak Pernah Padam
Hampir dua dekade berdiri, Pusdatin Puan Riau telah menyusun berbagai buku yang menjadi rujukan penting dalam sejarah dan kiprah perempuan.
Salah satunya adalah ‘Mutiara Yang Terjaring’, yang memuat 18 profil tokoh perempuan inspiratif dari kabupaten dan kota di Provinsi Riau. Disusul dengan Direktori Perempuan Riau, yang mendokumentasikan peran dan kontribusi perempuan dalam berbagai bidang.
Tidak hanya itu, direktori organisasi perempuan di Riau pun disusun lengkap, dari sejarah, struktur kepengurusan, hingga kiprah organisasi tersebut.
Buku lain yang telah dihasilkan termasuk ‘Perempuan Legislatif Riau’, yang menyoroti keterlibatan perempuan di parlemen tingkat provinsi hingga nasional.
Lebih dari itu, Ketua Pusdatin Puan Provinsi Riau, Septina Primawati mengatakan juga telah menelusuri jejak perempuan dalam sejarah perjuangan daerah, salah satunya yakni Nama Ibu Fatimah Solder.
“Beliau adalah seorang pejuang perempuan di era penjajahan Jepang yang muncul sebagai sosok inspiratif dan kini telah dianugerahi gelar Pejuang Perempuan Riau,” jelas Septina.
Dalam perjalanannya ke depan menurut Septina, Pusdatin Puan Riau akan memperluas jangkauan pendataannya ke berbagai daerah, seperti fokus selanjutnya mencakup pendokumentasian profil camat, lurah, dan kepala desa perempuan, yang saat ini sedang dalam proses pendataan menyeluruh.
“Yang tidak kalah penting lagi Pusdatin Puan Riau juga akan merencanakan penerbitan buku berjudul Puan Negeri Sunting, sebuah karya monumental yang mendokumentasikan para istri Gubernur Riau dari masa ke masa, agar generasi mendatang dapat mengenal dan mengapresiasi peran-peran penting yang sering kali tersembunyi dari sorotan publik,” papar Septina dalam sambutannya.
Selain itu, menurutnya akan diterbitkan juga buku ‘Ketika Negara Memberi Amanah’ yang menghimpun beberapa kisah inspiratif para menteri perempuan Indonesia seperti Lasiyah Soetanto, Tuty Alawiyah, Meutia Hatta, Linda Amalia Sari Gumelar, Siti Nurbaya Bakar, dan lain sebagainya.
“Dan kita juga tengah mempersiapkan dokumentasi tentang pengalaman perempuan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19, serta mendata dan menulis profil perempuan pembatik yang telah menghidupkan kembali warisan budaya di berbagai kabupaten/kota Riau. Mohon do’anya agar dapat tercapai maksud tujuan kami ini,” ucap Septina.
Dalam pernyataannya, Ketua Pusdatin Puan Riau beserta para pengurus yang telah dikukuhkan berharap besar adanya dukungan berkelanjutan dari Pemerintah Provinsi Riau.
“Kami berharap pemerintah terus mensupport program-program kami, karena apa yang kami lakukan adalah bagian dari mencatat sejarah, memberi tempat bagi kiprah perempuan, dan memastikan bahwa suara mereka tidak tenggelam oleh waktu,” ujar Septina.
“Dengan semangat yang menyala, dedikasi yang tak surut, dan visi yang berpijak pada data serta sejarah, Pusdatin Puan Riau tidak sekadar menjadi lembaga pencatat. Ia adalah rumah besar bagi kisah-kisah perempuan hebat Riau yang terdokumentasi untuk dikenang, dihargai, dan diwariskan kepada generasi yang akan datang,” tutupnya.
Sementara itu Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Zulkifli Syukur menyampaikan selamat dan apresiasi kepada pengurus Pusdatin Puan Riau yang telah dikukuhkan, sehingga kedepannya organisasi ini dapat lebih kolaboratif serta tumbuh sebagai wadah yang menghimpun gagasan, mengolah data, dan menyuarakan aspirasi perempuan di Provinsi Riau.
“Pusdatin Puan Riau tentunya memegang banyak peranan penting dalam menyajikan data dan informasi yang akurat tentang perempuan, anak, dan keluarga di Provinsi Riau. Organisasi ini pun harus dapat membantu menggali dan memetakan berbagai persoalan yang dihadapi perempuan di Riau, terutama dalam hal kesehatan dan kesejahteraan suatu keluarga,” jelas Zulkifli Syukur.
Ia pun menambahkan, hal ini semakin penting ketika berbicara tentang isu-isu kesehatan perempuan, mulai dari akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, edukasi gizi, deteksi dini penyakit, hingga kesehatan mental sebagai tantangan di era modern dan globalisasi.
“Kondisi ini mengingatkan kita bahwa kesehatan perempuan bukan hanya tentang sosok ibu sebagai individu, tetapi sebagai penentu kualitas generasi perempuan sehat yang nantinya akan melahirkan dan membesarkan anak-anak yang kuat, cerdas, dan berkarakter,” ujar Zulkifli Syukur.
“Kepada Pusdatin Puan Riau kedepannya kami berharap jadilah pusat data yang tidak hanya menyimpan angka, tetapi juga merekam suara perempuan dari Desa hingga Kota. Selanjutnya, jadilah penggerak yang tidak hanya melaporkan masalah, tetapi memberikan usulan solusi. Dan terakhir kita inginkan, jadilah mitra yang kritis serta konstruktif yang mampu menjembatani antara kebutuhan masyarakat dan kebijakan pemerintah,” tutupnya.
Kegiatan diakhiri dengan ucapan selamat kepada seluruh pengurus Pusdatin Puan Riau dari seluruh tamu undangan dan berfoto bersama. (Mirza Yamoli)