LANGSA | REALITAS -Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Langsa ke-23 yang semestinya menjadi momentum bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal untuk bersinar, justru menimbulkan kekecewaan. Pasalnya, bazar UMKM yang digelar di Lapangan Merdeka Kota Langsa selama lima hari, sejak 23 hingga 27 Oktober 2024, didominasi oleh pedagang dari luar daerah 28 Okotber 2024.
Dilaksanakan oleh Disperindagkop UMKM Kota Langsa bekerja sama dengan Langsa Promotion, bazar ini diharapkan menjadi panggung bagi produk-produk lokal untuk dikenal lebih luas. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya.
“Hampir 60 persen pedagang di bazar ini orang luar,” ungkap salah seorang pelaku UMKM lokal yang enggan disebutkan namanya.
Kekecewaan semakin mendalam karena biaya sewa tenda yang mencapai Rp1 juta dianggap memberatkan para pelaku UMKM lokal.
“Kami berharap ini menjadi ajang bagi kami untuk lebih dikenal masyarakat, tapi kenyataannya lebih banyak pedagang dari luar. Kami jadi tidak ada kesempatan untuk menunjukkan kualitas produk Langsa,” ujarnya.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan mengenai efektivitas penyelenggaraan bazar dalam mendukung perkembangan UMKM lokal. Padahal, bazar seharusnya menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk memperluas jaringan pasar dan meningkatkan pendapatan.
Para pelaku UMKM berharap agar pemerintah daerah lebih memperhatikan nasib mereka. Fasilitas dan dukungan yang memadai perlu diberikan agar UMKM lokal dapat bersaing dengan pelaku usaha dari luar daerah.
Selain itu, perlu ada regulasi yang lebih ketat dalam penyelenggaraan bazar, sehingga kuota untuk UMKM lokal dapat terpenuhi. Dengan demikian, bazar benar-benar menjadi ajang untuk mempromosikan produk-produk lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.(*)