Konseling Online SMP T.P Daya Cipta Medan: Peran Discord di Era Digital

oleh -183.579 views
oleh
Konseling Online SMP T.P Daya Cipta Medan Peran Discord di Era Digital
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sumatera Utara menggagas konseling online di SMP T.P Daya Cipta Medan pada Sabtu 8 Juni 2024. (DOK MEDIAREALITAS)

MEDIAN | MEDIAREALITAS – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sumatera Utara menggagas konseling online di SMP T.P Daya Cipta Medan pada Sabtu 8 Juni 2024.

Pengabdian ini diselenggarakan karena keresahan terhadap meningkatnya kasus perundungan (bullying) di sekolah setiap tahunnya, terutama di jenjang SMP.

Banyak guru maupun murid belum menyadari dampak bullying dan kebanyakan dari mereka masih menganggap bahwa bullying hanyalah candaan remaja biasa.

Padahal dalam kasus ini, bullying akan memberikan efek jangka panjang terhadap korban, baik kesehatan mental dan emosi, bahkan mampu mempengaruhi prestasi akademis dan kemampuan bersosialisasi mereka.

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sumatera Utara menggagas konseling online di SMP T.P Daya Cipta Medan pada Sabtu 8 Juni 2024.

Dalam perkembangan era digital, pendidikan tidak lagi terbatas pada lingkup tradisional di dalam kelas, teknologi juga menjadi pintu bagi inovasi di bidang pendidikan, termasuk dalam hal layanan konseling.

Menangkap permasalahan tersebut Ketua Tim PKM Dr. Alemina Br. Perangin-angin, S.S.M.Hum. yang berasal dari Prodi Sastra Inggris FIB bersama dengan Desri Maria Sumbayak, M.A.TESOL, Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL, juga menggandeng beberapa mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya Prodi Satra Inggris, dan mahasiswa dari Fakultas Psikologi USU melakukan pemanfaatan inovatif aplikasi Discord yang ditujukan sebagai alat bimbingan konseling online untuk para siswa yang dapat diakses kapan saja.

Discord ini merupakan sebuah aplikasi yang umumnya digunakan untuk membuat sebuah komunitas berdasarkan hobi ataupun kepentingan tertentu. Sistem privasi yang lebih terjaga menjadi faktor kemantapan penggunaan aplikasi yang dirilis sejak tahun 2015 ini.

Bekolaborasi dengan SMP Swasta T.P. Daya Cipta, Tim PKM menargetkan siswa dan guru. Kegiatan pertama dimulai dengan seminar mengenai dampak negatif bullying yang dibawakan oleh dosen dan mahasiswa yang berpartisipasi.

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sumatera Utara menggagas konseling online di SMP T.P Daya Cipta Medan pada Sabtu 8 Juni 2024.

Ketua Tim PKM, Dr.Alemina br. Perangin-angin,S.S.,M.Hum. dan tim kemudian memperkenalkan aplikasi Discord yang dapat digunakan sebagai media konseling 24 jam kepada para siswa.

Kegiatan ini disambut hangat dengan antusiasme dari para siswa, Kepala Sekolah Yun Jaya Putra Tambunan, SPd. dan para guru.

Pengenalan aplikasi Discord ini dimulai dengan simulasi penggunaannya serta pembuatan server dan akun bagi siswa, hingga beberapa fitur pendukung lainnya terkait konseling siswa.

Dengan menggabungkan teknologi dengan perhatian pribadi dari konselor, konseling online via Discord menawarkan solusi praktis juga mengedepankan kesejahteraan mental siswa sebagai prioritas utama dalam pendidikan modern.

“Terutama bagi siswa yang tinggal jauh dari kota atau mengalami hambatan fisik. Konseling online menjadi solusi yang sangat dibutuhkan dalam konteks ini. Ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas layanan konseling, tetapi juga memberikan alternatif yang nyaman bagi siswa yang mungkin enggan atau malu untuk mencari bantuan secara langsung” tutur Ketua Tim Alemina.

Setelah kegiatan pengenalan program, kunjungan perdana pengabdian ditutup dengan pemberian cenderamata bagi para siswa dan pihak sekolah.

Kunjungan selanjutnya akan dilaksanakan pada bulan mendatang untuk melihat perkembangan lapangan hasil dari layanan konseling online yang diciptakan.

Diketahui sebelumnya, rasa takut akan privasi dan adanya ancaman dari pelaku bullying menjadi ketakutan terbesar bagi korban untuk melaporkan kejadian yang mereka alami.

Sehingga dengan adanya aplikasi Discord ini, para siswa yang menjadi korban bullying dapat melaporkan kejadian yang mereka alami tanpa khawatir privasinya terbongkar.

Dengan menaruh fokus pada kesehatan mental dan emosional siswa, terobosan yang dilakukan ini diharapkan menjadi solusi terkait penanganan kasus bullying di sekolah. (Amanda)