Pekanbaru | REALITAS – Peringatan Hari Buruh Internasional di Riau tahun ini membawa semangat baru yakni mengusung tema “May is Kolaborasi Day”.
Acara yang digelar di kantor PTPN IV Regional III Pekanbaru bukan hanya menjadi ajang menyuarakan hak-hak pekerja, tapi juga memperlihatkan sinergi nyata antara pemerintah, pengusaha, dan buruh dalam membangun masa depan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Salah satu simbol kepedulian yang paling mencolok adalah kegiatan penanaman pohon yang dilakukan bersama.
Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid, menegaskan bahwa kolaborasi tak melulu soal keuntungan ekonomi, tapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan.
“Jangan cuma menebang pohon, tapi tak pernah menanam. Kalau kita tak peduli, anak cucu kita yang akan menangis,” ucap Gubri dengan nada tegas namun menyentuh.
Dalam pidatonya, Abdul Wahid juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam menjamin keadilan sosial bagi para pekerja.
Ia mengingatkan kembali bahwa banyak revolusi dalam sejarah dunia dipicu oleh ketidakhadiran negara dalam melindungi buruh.
“Maka sekarang ada tripartit: pemerintah, pengusaha, dan pekerja. Kita hadir untuk memberi rasa aman dan keadilan,” jelasnya.
Peringatan May Day di Riau tahun ini berlangsung damai dan tertib. Tidak ada aksi turun ke jalan, sesuatu yang diapresiasi langsung oleh Gubernur.
“Saya bangga karena buruh Riau memperingati Hari Buruh tanpa turun ke jalan. Ini bentuk kedewasaan dalam menyampaikan aspirasi,” ungkap Abdul Wahid.
Tidak hanya memberikan apresiasi, Pemerintah Provinsi Riau juga menunjukkan komitmennya secara konkret.
Abdul Wahid memastikan bahwa pemprov telah menganggarkan BPJS Ketenagakerjaan bagi semua pekerja, termasuk mereka yang berstatus lepas.
“May Day adalah hari kolaborasi. Hari ini kita semua harus terbuka, saling mendengarkan. Kalau ada tuntutan, sampaikan. Pengusaha juga harus berbesar hati karena kita hidup berdampingan, harus saling mengerti dan saling menguntungkan,” katanya.
Gubri pun mengangkat peran strategis buruh dalam industri, menurutnya buruh bukan sekadar roda penggerak, melainkan bagian dari pengambil keputusan dalam sistem produksi modern.
“Buruh itu pelaku utama. Banyak pengusaha sekarang mulai menempatkan buruh sebagai bagian dari pengambilan keputusan, bahkan sebagai pemegang saham. Ini patut diapresiasi,” tambah Gubri.
Menutup sambutannya, Abdul Wahid menyampaikan bahwa kesejahteraan buruh adalah fondasi pembangunan daerah.
Pemerintah Riau terus mendorong program vokasi, pelatihan kewirausahaan, dan menciptakan ruang-ruang strategis untuk menyuarakan aspirasi publik.
“Kita akan sulap RTH jadi alun-alun komunitas agar buruh bisa menyuarakan aspirasi di tempat yang strategis, bukan di ujung kota,” pungkasnya.
Hari Buruh Internasional di Riau tahun ini bukan hanya selebrasi, tapi perwujudan nyata dari semangat gotong royong dan keberpihakan pada masa depan bersama.
Sebuah langkah maju menuju ekosistem kerja yang lebih adil, hijau, dan manusiawi. (Mirza Yamoli)