Bone | REALITAS – Rudi S. Gani bukanlah sosok sembarangan. Sebagai pengacara senior yang dihormati, ia telah lama dikenal sebagai pembela keadilan yang berani di Sulawesi Selatan. Dalam usia 49 tahun, perjalanan hidup dan kariernya penuh dedikasi, tidak hanya dalam profesi hukum, tetapi juga melalui kontribusinya di berbagai organisasi bantuan hukum.
Karier dan Dedikasi
Rudi pernah menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Kajian Penegakan Hukum (LKPH) Advokasi dan Bantuan Hukum Sulsel. Selain itu, ia juga memimpin Lembaga Pengawasan Pelayanan Publik Nasional (LP3-N). Jabatan-jabatan ini mencerminkan komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil dan memastikan penegakan hukum yang adil.
Hingga saat-saat terakhirnya, Rudi masih aktif mendampingi kliennya yang sedang berjuang di proses hukum, baik di tingkat kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan. Kehadirannya selalu menjadi pelipur lara bagi mereka yang mencari keadilan di tengah sistem hukum yang sering kali kompleks.
Kehidupan Pribadi di Desa Pattukulimpoe
Rudi beralamat di Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Makassar, namun ia memilih menetap di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, kampung halaman istrinya. Di sini, ia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat. Bahkan, ia pernah mencalonkan diri sebagai kepala desa, menunjukkan kecintaannya pada komunitas setempat.
Malam yang Mencekam
Pada Selasa, 31 Desember 2024, sekitar pukul 22.00 WITA, kedamaian di Desa Pattukulimpoe berubah menjadi mencekam. Sebuah mobil berhenti di depan rumah Rudi. Tanpa aba-aba, tembakan dilepaskan dari dalam kendaraan, menghantam bagian antara hidung dan mata Rudi. Korban segera terjatuh, bersimbah darah, di hadapan keluarganya.
Menurut saksi mata, pelaku segera melarikan diri dengan mobil setelah penembakan. Keluarga yang panik langsung membawa Rudi ke Puskesmas Lappariaja. Namun, nyawanya tak dapat diselamatkan. Jenazah Rudi kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diautopsi sebelum perjalanan menuju Makassar untuk disemayamkan.
Kehidupan Rudi adalah bukti bahwa perjuangan untuk keadilan sering kali memiliki risiko besar. Tragedi ini bukan hanya kehilangan bagi keluarganya, tetapi juga bagi sistem hukum yang membutuhkan figur pemberani seperti Rudi S. Gani. Malam yang gelap itu kini menjadi simbol duka, mengingatkan semua orang akan pentingnya melindungi mereka yang berjuang di garis depan keadilan. (*)
Sumber: Hs