Hak Jawab Dr Mawardi Siregar: Atas Seluruh Tuntutan Mahasiswa Pada Aksi Demonstrasi 14 Oktober 2024 Di IAIN Langsa

oleh -249.759 views
Hak Jawab Dr Mawardi Siregar: Atas Seluruh Tuntutan Mahasiswa Pada Aksi Demonstrasi 14 Oktober 2024 Di IAIN Langsa
Mantan Dekan Fakultas FUAD IAIN ZAWIYAH COT KALA Dr. Mawardi Siregar,MA

Langsa | REALITAS Pasca pernyataan rektor IAIN Langsa di depan aksi demonstrasi mahasiswa yang berujung pada pencopotan saya dari jabatan Dekan FUAD IAIN Langsa tanggal 14 Oktober 2024, saatnya saya menjawab semua persoalan tersebut sehingga tidak muncul informasi spekulatif di masyarakat. Saya mengganggap, ucapan pencopotan saya di depan mahasiswa adalah cara bar-bar yang kurang beradab. Masyarakat awam yang mendengar informasi yang berseliweran seolah-olah percaya bahwa saya di copot karena melakukan korupsi. Bahwa setelah saya berdiskusi di kelas-kelas mata kuliah yang saya asuh, dan diantara mahasiswanya ada Kordinator Lapangan bernama Muhammad Al Fatih dan ada juga beberapa demonstran lainnya, ternyata mereka baru sadar, apa yang mereka tuduhkan kepada saya tidak ada faktanya, demikian disampaikan oleh mantan Dekan FUAD IAIN Langsa, Dr.Mawardi Siregar, MA, khusus kepada Wartawan Media Realitas Jumat 25 Oktober 2024, di Langsa.

“Saya meminta penjelasan kepada Muhammad Al Fatih di depan semua mahasiswa dengan suasana yang happy sambil ketawa-ketawa. Pertama, tentang seminar nasional yang dilaksanakan pada Januari tahun 2023 lalu, tepatnya sebelum saya menjadi Dekan FUAD IAIN Langsa.”

“Katanya waktu demo itu berlangsung, seminar itu mereka anggap membebani secara finansial seperti ungkapan Muhammad Al Fatih di Media Massa Onlie. Setelah kami berdiskusi, ternyata dia dan teman-temannya mengakui, bahwa yang membebani mereka adalah mereka sendiri.”

“Karena dari hasil diskusi saya dengan mahasiswa, saya dapatlah informasi bahwa yang menetapkan biaya seminar Nasional sebesar Rp 25.000,- adalah inisiatif mahasiswa sendiri Padahal di awal sudah saya tegaskan, jika dibutuhkan biaya dalam seminar nasional ini, jangan sampaikan memberatkan, tidak boleh lebih dari 10 ribu rupiah.”

BACA JUGA :  Air Bersih di Banda Aceh Masih Bermasalah, SAPA Minta Pemko Lakukan Audit PDAM

“Tetapi karena mahasiswa ingin seminar mereka lebih mantab, mereka harus ada snack nya dan lain-lain maka mereka kutiplah 25.000 perorang. Bahkan saya dapat informasi, panitia seminar nasional makan-makan setelah acara selesai, karena masih ada sisa duit dari seminar itu. Jadi saya tidak tau, kenapa seminar nasional itu dibilang Muhammad Al Fatih membebani secara finansial.”

Kedua, terkait dengan adanya tuduhan Muhammad Al Fatih bahwa ada 4 orang mahasiswa KPI yang tidak lulus, walaupun sudah ikut seminar nasional, itu fitnah. Karena setelah di kroscek bersama-sama, ternyata seluruh mahasiswa di kelas MK Ilmu dakwah yang saya asuh lulus semua. Kecuali yang tidak pernah hadir sama sekali, atau hanya 50 % hadir dan tidak ikut ujian UTS dan UAS.

Di awal kontrak belajar Mata Kuliah Ilmu Dakwah, sudah saya sampaikan bahwa salah satu indikator ketuntasan MK tersebut adalah hafal 10 Ayat-ayat dakwah selama 1 semester.

Ayat boleh di cicil di setiap pertemuan, dan boleh disetor sekaligus pada pertemuan ke-16. Seminar nasional hanya alternatif pengganti tugas individu yang diharapkan dapat membaguskan nilai mereka. Maka setelah mahasiswa mengkroscek nilai tugas individu, ternyata nilai mereka semua maksimal 95. Tidak ada yang dizalimi.

Ketiga, terkait dengan RAB kegiatan mahasiswa yang mereka anggap saya buat semena-mena. Saya meminta Muhammad Al Fatih menjelaskannya, lagi-lagi tidak bisa dijelaskannya.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan mahasiswa di luar anggaran, saya Tanya juga faktanya apa? Muhammad al Fatih juga tidak bisa memberikan fakta.

Justru pengurus-pengurus Ormawa lain yang ada di kelas, seperti aktivis pengurus Islamic Broadcasting Project (IBP), pengurus Zawiyah News saya minta pandangan. Mereka mengatakan, tidak mungkin melaksanakan kegiatan di luar anggaran yang sudah ditetapkan.

BACA JUGA :  Mualem Komit Wujudkan Izin Pertambangan Rakyat Di Aceh Selatan

Justru saya melarang salah satu pengajuan proposal kegiatan mahasiswa yang semestinya di buat di luar Kota Langsa, tapi dipaksakan ormawa yang bersangkutan di dalam Kota Langsa.

Kata mahasiswa yang mengusulkan proposal kegiatan itu, laporannya bisa diolah. Sehingga saya tolak proposal kegiatan itu dan menyuruh kegiatan dilakukan di luar Kota Langsa supaya sesuai dengan RAB.

Mungkin dengan saya tolak dan suruh ganti proposal yang salah itu, mahasiswa menganggap saya mempersulit kegiatan mereka dan semena-mena.

Maka dari seluruh penjelasan Muhammad Al Fatih, saya menduga ada aktor intelektual di balik aksi demonstrasi yang mereka lakukan tanggal 14 Oktober 2024.

Saya menduga, aksi demonstrasi itu hanya momentum untuk memuluskan desain yang sudah lama dipersiapkan bagi orang yang mengintip jabatan Dekan FUAD.

Apalagi kalau saya lihat, betapa buru-burunya rektor IAIN Langsa untuk melantik Dekan FUAD IAIN Langsa yang defenitif. Padahal PLH belum dilaksanakan, tim investigasi belum bekerja.

Saya menduga, demonstrasi mahasiswa FUAD IAIN Langsa tanggal 14 Oktober 2024 merupakan bahagian dari ekspresi kebencian aktor intelektual yang berdiri di belakang mahasiswa itu. Karena saya tidak mau bersekongkol dengan cara-cara mereka dalam mengolah anggaran yang sudah ditetapkan pada RAB kegiatan Ormawa. Mereka mahasiswa yang baik dan tidak berdosa. Cuma tanpa sadar pikiran mereka diracuni.

Mereka melakukan demontrasi tanpa fakta, padahal ada kejahatan besar yang nyata-nyata dilakukan di depan mereka, tapi mereka diami, Hak jawab ini adalah disampaikan oleh Mawardi Siregar, setelah beberapa Minggu lalu terjadi demo besar besaran di IAIN Langsa, yang menuntut Dekan FUAD segera di copot.(H Thallib)