Ahmad Sahroni Prihatin Honor KPPS Rp115 Juta Dibawa Kabur

oleh -138.579 views
Ahmad Sahroni Prihatin Honor KPPS Rp115 Juta Dibawa Kabur
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni merasa prihatin sekaligus sedih, honor anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Batu Piring, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, sebesar Rp 115 juta, dibawa kabur.

JAKARTA | MEDIAREALITAS – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni merasa prihatin sekaligus sedih, honor anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Batu Piring, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, sebesar Rp 115 juta, dibawa kabur.

Pelakunya berinisial MH (23), yang menjabat sebagai bendahara Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kelurahan Batu Piring.

Uang ratusan juta rupiah yang digunakan untuk modal judi online itu hanya tersisa Rp 17 juta.

“Saya minta semua pihak, baik itu Polri, Kominfo, turut bahu membahu berantas judi online ini. Banyak yang sudah hilang akal dan kewarasan karena judi online ini,” kata Sahroni kepada wartawan Selasa 20 Februari 2024.

BACA JUGA :  Jaksa Agung Dukung Rehabilitasi Bagi Penyalahgunaan Narkoba

“Korbannya masyarakat miskin hingga KPPS, bahkan kejadian KPPS membawa kabur uang honor timnya ini sangat bikin miris. Kasihan seluruh tim capek-capek kerja siang malam jadi petugas KPPS, namun honornya langsung ludes gara-gara judi online,” imbuhnya.

Sahroni juga melihat, judi online ini sudah mencapai tahap merusak kehidupan di masyarakat.

Terutama bagi mereka para pecandu yang menghalalkan segala cara untuk terus bermain.

BACA JUGA :  Bea Cukai Tanjungpandan Gelar Patroli Laut Cegah Ekspor Timah Ilegal

Karenanya, menurut Sahroni, seluruh pihak harus bahu membahu berantas tuntas judi online.

“Ini memang sudah seperti penyakit, apalagi bagi mereka yang kecanduan. Ada yang tega nilep duit KPPS, ada yang nekat ngutang sama tetangga, ada yang nekat berbuat kriminal, macem-macem pokoknya. Dan mereka ini kan rata-rata masyarakat ekonomi kelas bawah, yang kadang buat hidup pun pas-pasan sebetulnya,” ujar dia.

“Jadi tolong aparat lebih galak berantas situs judol. Ini enggak akan pernah selesai selama situsnya masih bisa diakses,” tandas Sahroni.(*)

Sumber: Tribun