Mahasiswa UTU Keluhkan Sistem Perkuliahan Daring Atau Online

oleh -1,519.579 views

Meulaboh I Realitas – Akhir-akhir ini pendemi Corona Virus Disease 2019 (COVID 19) sedang marak dan membuat takut masyarakat indonesia khusus nya Aceh, yang mana penyebaran virus tersebut terbilang sangat cepat, Jumat (27/032020)

Sehingga kebijakan-kebijakan dalam upaya pencegahan dan penyebaran virus korona itu sendiri bisa berkurang melalui sosial distansing, physical distansing, dan menetap diri dirumah.

Hal tersebut juga membuat pemerintah aceh juga dalam hal ini juga sudah mengeluarkan surat himbauan dan surat darurat virus corona di aceh,dengan cara menjauhi keramaian atau menjaga jarak dan tidak keluar rumah.

Dengan begitu sangat berpengaruh dari berbagai sektor tidak terkecuali bidang pendidikan sendiri. Universitas Teuku Umar Sendiri salah satu kampus yang meliburkan mahasiswanya dengan mengubah sistem perkuliahan tatap muka menjadi perkuliahan secara daring atau online, yang didasari oleh surat keputusan rektor universitas teuku umar.

Dan kuliah online sendiri diharap kan membantu proses belajar mengajar sehingga mahasiswa tidak ketinggalan materi perkuliahan.

Tapi dibalik itu, sebagian besar mahasiswa banyak mengeluh mengenai kuliah online tersebut yang dianggap memberatkan bahkan kecewa.

Hal itu sendiri terjadi akibat sistem perkuliahan yang rumit, jam kuliah yang tidak sesuai, jaringan smart phone lelet bahkan tidak ada, peralatan elektronik atau fasilitas yang kurang memadai bahkan ada yang tidak punya, komunikasi saat diskusi kurang efektif membuat bingung mahasiswa, tugas yang diberikan terlalu banyak bahkan waktu menjawab sangat singkat dan beberapa hal lain yang menjadi kendala kuliah online.

“Kuliah online memang bagus saat seperti ini, tapi menjadi masalah ketika fasilitas pendukung tidak ada,tugas yang diberikan terlalu banyak bahkan jam kuliah online nya dilakukan tidak sesuai jam mata kuliah tersebut, belum lagi ada beberapa teman yang kewalahan dengan kuliah online” tegas oges, mahasiswa fisip utu.

BACA JUGA :   Prediksi Kawasaki vs Tokyo, J-League 30 Maret 2024

Tidak hanya itu meme tentang kuliah online sendiri dikalangan mahasiswa utu telah beredar dan memliki dampak yang besar, sehingga dari dampak tersebut tidak hanya berdampak positife tapi juga negative.

Dari beberapa tanggapan beredar maka beberapa mahasiswa UTU sendiri memberikan dan menawarkan beberapa solusi seperti :

1. memberikan tugas disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa, diberi sedikit waktu lebih lama dalam menyelesaikannya dan tidak memberikan tugas yang berlebihan dan membebani dengan sekala yang besar.

2.Membuat sebuah sistem pembelajaran yang sistematis dan efektif agar penyampaian materi lebih mudah di pahami.

3.menegembalikan sebagian uang ukt mahasiswa atau menyediakan layanan paket internet mahasiswa untuk akses perkuliahan.

BACA JUGA :   Sidang Sengketa Hasil Pilpres 2024 Dimulai Rabu Pagi Hari Ini

4.memberikan keringanan kepada mahasiswa yang tidak memiliki fasilitas elektronik(smartphone atau laptop)dan mahasiswa yang daerahnya tidak terjangkau internet.seperti dispensasi kuliah daring.

“Ya ada 4 solosi yang kami tawarkan untuk kampus kami yang mana tidak mungkin kami menolak kuliah online itu sendiri karna itu merupakan salah satu cara supaya tidak tertinggal materi kuliah dan kami berharap untuk dipertimbangkan” ujar sarip. (27/03/2020)

Nasir juga menambahkan dan menawarkan beberapa metode kuliah daring yang efektif untuk pembelajaran untuk kelancaran dan efektifitas kuliah daring,seperti melakukan diskusi online melalui Whatsapp Group, Telegram ataupun Line,atau bias juga menggunakan metode Video Conference(VICON) menggunakan Google Meet, dan Zoom meeting.

Beberapa metode tersebut diharapkan bisa menggantikan kuliah tatap muka, dengan tidak memberikan tugas yang sangat terlampau banyak dengan metode terssebut juga diharapkan mahasiswa juga lebih memahami materi yang ada.

“kami mengharapkan dosen itu untuk memberikan pemahaman mengenai mata kuliah yang diampuhnya bukan memberiakan tugas dengan skala yang banyak dan besar, banyak metode yang bisa digunakan tanpa harus memberikan tugas yang mana tugas itu juga belumm tentu dipahami oleh mahassis” pungkas nasir. (Wawan/Yudi)