Pekanbaru | REALITAS – SMAN 6 Pekanbaru akhir pekan lalu melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yakni kembali menggelar Perjusami (Perkemahan Jumat, Sabtu, Minggu) sebagai bagian dari tradisi pembinaan karakter melalui Gerakan Pramuka.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum penting bagi pelantikan 23 orang Penegak Bantara yang naik tingkat 9 orang menjadi Penegak Laksana. Dan menerima 17 orang calon Bantara sebagai tamu ambalan.
Dipimpin oleh Drs. Yon Hendri Y, M.Pd, Kepala SMAN 6 Pekanbaru sekaligus Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) mengatakan kegiatan ini berlangsung khidmat, sarat makna, dan penuh semangat kebersamaan.
Sebagai Kamabigus yang telah memiliki sertifikat Kursus Pelatih Dasar (KPD), Yon Hendri Y menunjukkan komitmen kuat dalam membangun generasi muda melalui jalur kepramukaan.
Berbeda dari biasanya, menurut Kamabigus Yon Hendri, pelantikan tahun ini dilakukan di lokasi outdoor yang bertempat di Bumi Perkemahan Agrowisata Pelangi Tenayan Raya, Pekanbaru seperti tradisi Pramuka, sehingga dapat beradaptasi dengan alam.
“Kendati demikian, substansi pendidikan karakter tetap menjadi prioritas. Dengan semangat pantang menyerah, para peserta tetap melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan, termasuk pengembaraan sejauh 10 kilometer yang menjadi salah satu syarat utama pelantikan Penegak Laksana,” ujar Yon Hendri
Pelantikan Penegak Bantara ke Laksana bukanlah perkara simbolik. Terdapat sejumlah persyaratan ketat yang harus dipenuhi peserta, seperti kelengkapan Syarat Kecakapan Umum (SKU), kemampuan dasar kepemimpinan, serta pengalaman menjelajahi alam dalam kegiatan pengembaraan.
“Untuk tingkat Bantara, jarak pengembaraan minimal 5 km dan maksimal 40 km. Sementara untuk Laksana, jaraknya antara 6,5 km hingga 45 km. Kami menyesuaikan jarak tempuh berdasarkan kondisi fisik dan kesehatan peserta,” ujarnya.
Peserta yang dilantik sudah memenuhi seluruh persyaratan, sisanya masih harus melengkapi beberapa komponen, baik administratif maupun keterampilan di lapangan.
Lebih dari Sekadar Kegiatan Ekstrakurikuler, gerakan Pramuka kini tidak lagi sekadar pelengkap di luar jam pelajaran. Berdasarkan Permendiknasmen No. 13 Tahun 2025, Pramuka telah ditetapkan sebagai ekstrakurikuler wajib dalam Kurikulum Nasional 2025. Tujuannya jelas: menciptakan pembelajaran mendalam (deep learning) yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter dengan kompetensi abad ke-21.
“Pramuka melatih siswa untuk menjadi pemimpin, mandiri, bertanggung jawab, dan berjiwa sosial. Dalam SKU sudah tertuang kemampuan seperti kepemimpinan, kewirausahaan, spiritualitas, bahkan kesiapan menjadi imam salat,” tambah Yon Hendri.
Nilai-nilai yang ditanamkan dalam Dasa Dharma Pramuka seperti cinta alam, disiplin, jujur, serta bertanggung jawab, menjadi panduan hidup yang nyata bagi para siswa. Tak heran jika kegiatan kepramukaan menjadi wadah terbaik dalam membentuk karakter unggul siswa di era modern.
Menyatu dengan Alam, Bersama Masyarakat salah satu nilai utama dari kegiatan Perjusami adalah kedekatan dengan alam dan masyarakat. Dalam suasana perkemahan, para peserta diajak untuk hidup mandiri, mengelola kebutuhan pribadi, serta berinteraksi aktif dengan lingkungan sekitar.
“Pramuka itu sejatinya bagian dari masyarakat. Melalui kegiatan ini, anak-anak belajar menghargai lingkungan, bekerja sama, dan menumbuhkan empati sosial,” tutup Yon Hendri.
Dengan semangat kepramukaan yang terus menyala, SMAN 6 Pekanbaru menegaskan bahwa membangun bangsa dimulai dari membina jiwa muda. Dan di sinilah, melalui setiap langkah pengembaraan dan tiap bait janji Dasa Dharma, calon-calon pemimpin masa depan ditempa. (M.Y)





