32 Orang Saksi Sudah Diperiksa : Polisi Nyatakan Tidak Ada Indikasi Terkait Kasus Penjualan Darah di PMI Banda Aceh.

oleh -133.579 views
32 Orang Saksi Sudah Diperiksa Polisi Nyatakan Tidak Ada Indikasi Terkait Kasus Penjualan Darah di PMI Banda Aceh.

Banda Aceh I Realitas – Setelah di periksa 32 orang saksi, Satreskrim Polresta Banda Aceh melakukan penghentian penyelidikan terkait kasus dugaan jual beli darah oleh Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Banda Aceh yang dikirim ke UDD PMI Kabupaten Tangerang pada Mei 2022 lalu.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Joko Krisdiyanto melalui Kasat Reskrim Kompol M Ryan Citra Yudha pada saat Konferensi Pers kepada Wartawan Jumat, ( 26/8/22) menyebutkan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait kasus tersebut selama empat bulan terakhir.

Dari hasil penyelidikan tersebut kata Ryan, bahwa tidak ditemukan adanya indikasi perbuatan melawan hukum atau tindak pidana dalam kasus tersebut, ujar nya.

Lebih lanjut, dikatakan nya seluruh darah yang dikirimkan semuanya tiba PMI Kabupaten Tangerang.

Sehingga kasus ini mencuat dimedia online awal Mei silam, perihal isi penjualan darah oleh PMI Banda Aceh ke PMI Kabupaten Tangerang sebut Kapolres.

Atas dasar itu, kita ambil inisiatif melakukan penyelidikan isu yang berkembang” ujar Ryan pada saat gelar perkara Satreskrim Polresta Banda Aceh.

32 Orang Saksi Sudah Diperiksa  Polisi Nyatakan Tidak Ada Indikasi Terkait Kasus Penjualan Darah di PMI Banda Aceh.

Ryan lebih lanjut mengatakan, setidaknya ada 32 orang saksi yang diperiksa, mulai dari PMI Kota Banda Aceh, PMI Provinsi Aceh, UDD PMI Kabupaten Tangerang, keterangan dari Sekda bagian hukum, serta saksi lainnya yang berhubungan dengan kasus tersebut sudah diperiksa.

BACA JUGA :  Tokoh Muda Bireuen: Money Politik Marak Di Aceh?

Pihaknya juga melakukan pendalaman dengan PMI Kabupaten Tangerang, dan juga rumah sakit yang menjadi akhir dari pendistribusian darah yang dikirimkan, ujar Ryan.

Kita juga mendalami untuk mendapat keterangan lain pada bidang kecantikan. Karena ada opini bahwa darah tersebut dijual ke salah satu klinik kecantikan disana, ujarnya.

Ryan juga menyebutkan, untuk mendapatkan informasi yang lebih, pihaknya langsung melakukan pengecekan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan mendatangi laboratorium PMI Kota Banda Aceh dan PMI Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan barang bukti yang ditemukan dan semua tahapan yang dilakukan, pihaknya mengambil kesimpulan bahwa memang benar telah terjadi pendistribusian darah oleh UDD PMI Kota Banda Aceh ke UDD PMI Kabupaten Tangerang dalam periode Desember 2021, Januari 2022, Februari dan April 2022, dengan jumlah darah yang dikirimkan sebanyak 2.034 kantong jenis komponen Packed Red Cell (PRC).

Kita juga memeriksa dari kargo dimana PMI Kota Banda Aceh mengirim darahnya melalui kargo. Semuanya pendistribusiannya juga melalui kargo, jadi tidak ada yang melalui jalur lainnya, jelas Ryan.

Dari hasil penyelidikan tersebut kata Ryan, bahwa tidak ditemukan adanya indikasi perbuatan melawan hukum atau tindak pidana dalam kasus tersebut ujar nya lagi.

BACA JUGA :  KIP Banda Aceh Tetapkan Hasil Hitung Suara Pilkada 2024

Lanjut Ryan, seluruh darah yang dikirimkan semuanya tiba di PMI Kabupaten Tangerang.

Polisi juga sudah memeriksa kebenaran, peruntukan darah tersebut sesuai dengan daftar dan didistribusikan ke sejumlah rumah sakit di Tangerang, sebutnya lagi.

Semua status dan komponen yang dilakukan melalui aplikasi SIDONI, serta pemeriksaan data yang kesemuanya sinkron, sesuai dengan pengiriman dan penyerahan ke PMI Kabupaten Tangerang.

Jadi datanya semuanya sinkron dan pendistribusiannya juga jelas, ujarnya.

Pihaknya juga melakukan penyelidikan, terkait dugaan darah tersebut digunakan untuk klinik kecantikan.

Namun dari hasil penyelidikan, tidak ditemukan adanya indikasi penjualan darah untuk klinik kecantikan.

Katanya, berdasarkan ahli yang dimintai keterangan, bahwa darah PRC hanya bisa digunakan untuk pasien dimana sel darah merahnya berkurang.

Sampai saat ini juga, belum ada bukti ilmiah dari darah PRC untuk kecantikan.

Jadi keterangan dari dokter dan ahli, bahwa darah PRC tidak bisa digunakan untuk bahan kecantikan, ujar nya lagi.

Sehingga berdasarkan pemeriksaan para saksi – saksi, ahli dan juga bukti berupa aturan serta data yang didapatkan. Penyelidikan dugaan penjualan darah ini dihentikan karena tidak ditemukan pidana di dalamnya, tutup Ryan. (H A Muthallib)