Seruan PM Inggris untuk Belajar Hidup dengan Virus Corona

oleh -193.579 views
Virus Corona

Jakarta I Realitas – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson akan menyampaikan rencana untuk mencabut pembatasan terkait virus Corona mulai 19 Juli, seraya mendesak warga untuk “belajar hidup dengan” virus tersebut.

Johnson awalnya bermaksud untuk mengumumkan pembukaan kembali secara penuh pada 21 Juni lalu, tetapi terpaksa menunda tanggal tersebut karena lonjakan varian Delta yang sangat menular. Varian itu sekarang menyumbang hampir semua kasus baru COVID-19 di Inggris.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (5/7/2021), PM Inggris itu akan menggelar konferensi pers pada Senin (5/7) waktu setempat guna menyampaikan hal ini, dan Menteri Kesehatan Sajid Javid dijadwalkan untuk berbicara di parlemen tentang masalah ini.

Setelah Rusia, Inggris memiliki angka kematian virus Corona tertinggi di antara negara Eropa mana pun, yakni dengan mencatat lebih dari 128.000 kematian. Negara ini secara bertahap mengakhiri periode lockdown ketiga, meskipun beberapa pembatasan tetap ada.

BACA JUGA :   Tukang Ojek Ditikam OTK

Kelab-kelab malam tidak diizinkan untuk buka, acara berskala besar tidak berjalan dengan kapasitas penuh dan layanan masih dibatasi di pub.

Kantor PM Inggris mengatakan angka terbaru menunjukkan bahwa jumlah kasus akan terus meningkat ketika pembatasan dicabut, tetapi juga bahwa “hubungan dengan rawat inap dan kematian telah melemah” berkat vaksinasi.

Sebelumnya pada bulan Desember lalu, Inggris adalah salah satu negara pertama yang meluncurkan program vaksinasi COVID-19 dan sekitar 64 persen populasi orang dewasa kini telah menerima dua dosis vaksin Corona.

“Hari ini kami akan menetapkan bagaimana kami dapat memulihkan kebebasan rakyat,” kata Johnson seperti dikutip dalam sebuah pernyataan yang dirilis menjelang konferensi persnya.

BACA JUGA :   Tukang Ojek Ditikam OTK

Namun, dia tetap menekankan bahwa pandemi belum berakhir. Dikatakannya, orang-orang harus “mulai belajar untuk hidup dengan virus ini” dan “membuat penilaian” ketika menjalani hidup mereka.

Selama beberapa hari, pemerintah di London telah mengindikasikan untuk meminta masyarakat menggunakan akal sehatnya, dan mungkin menjadikan pemakaian masker sebagai opsional di depan umum, meskipun pemerintah Skotlandia mengambil langkah yang lebih hati-hati.

Beberapa akademisi yang menasihati pemerintah telah mengkritik tajam pelonggaran aturan penggunaan masker.

Stephen Reicher, seorang profesor psikologi sosial di Universitas Saint Andrews di Skotlandia menganggap “menakutkan memiliki Menteri Kesehatan yang ingin menjadikan semua perlindungan sebagai pilihan pribadi ketika pesan utama pandemi adalah ‘ini bukan tentang saya saja, ini tentang kita’.

“Perilaku Anda mempengaruhi kesehatan saya,” kata Reicher. (*)

Source:(Dtc)