BIREUEN | Realitas -Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen sejak 8 bulan terakhir, belum memberi dampak baik kepada masyarakat. Sistem manajemen “Sunyi Senyap” yang diterapkan bupati/wakil bupati selama ini, terkesan sangat tertutup. Bahkan, kinerja kepala daerah dituding bobrok.
Sejumlah warga mengaku, sejak dipimpin duet H Saifannur S. Sos dan Dr Muzakar A Gani, kondisi ekonomi rakyat terasa kian terjepit. Berbagai sektor usaha kecil menengah, ikut terimbas dampak anjloknya perekonomian. Belum lagi, kondisi keuangan daerah yang sedang krisis, serta pelayanan buruk hampir disetiap unit kerja.
“Rakyat morat-marit, pelayanan publik masih amburadul, tapi pemerintah daerah seperti tak peduli dengan kondisi ini, ” ungkap beberapa warga
Hal senada juga disampaikan oleh sumber internal Pemkab Bireuen. Seperti diutarakan Kasi Hubungan Antar Lembaga Kesbangpol, Adli. SE yang kecewa keadaan tersebut. Malahan, dia pesimis dengan kemampuan atasannya itu karena diketahui sering tidak sehat, sesuai hasil pemeriksaan tim Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Adli mengaku, selama memimpin belum ada satupun masalah daerah yang diselesaikan. Bahkan, pemkab terkesan telah hilang wibawa akibat skandal pembangunan ruko depan RSU dr Fauziah Bireuen. Belum lagi isu dinasty keluarga Saifannur yang menerpa serta dikhawatirkan bisa menjadi benalu bagi pemda setempat. Disamping dugaan “permainan” proyek keluarga dekat bupati.
“Selama ini belum ada manfaat kesejahteraan yang dirasa di lingkungan pemda. Paling hanya program Subuh berjamaah yang terlihat dilakukan. Pemberdayaan ekonomi rakyat tak tak pernah tersentuh, ” sebut Adli. SE
Selain itu, karena alasan agenda rapat dengan SKPK, sering agenda pertemuan kerukunan umat beragama, hanya diwakili oleh wakil bupati,”Kami selaku ASN dan pemilik suara pilkada ingin bertanya, apakah beliau lulus tes kesehatan saat pemilukada,” tukasnya. (Reza)