ACEH SELATAN-REALITAS:Kepolisian Polres Aceh Selatan, mulai membidik berbagai bagunan di Aceh Selatan, termasuk pembangunan Pasar Rakyat Tapaktuan, yang menelan biaya Rp 15.563.600.000,-.
Proyek yang berlokasi di komplek Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Batu Merah, Gampong Lhok Bengkuang Timur, dibangun diduga asal jadi sehingga keburu rusak sebelum difungsikan.
Kapolres Aceh Selatan AKBP Dedy Sadsono, ST kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (7/3) sore membenarkan pihaknya sedang mengusut kasus yang pasar rakyat yang dibangun dua tahap, masing-masing tahun anggaran 2015 dan 2016.
“Proyeknya yang belum sempat difungsikan itu, terpantau sudah mulai bocor danretak di sana sini dan plafonnya ambruk, serta penggunaan besinya diduga tidak sesuai spesifikasi teknis, sehingga menelan kerugian negara diduga mencapai miliaran rupiah,” katanya.
Ia mengaku sangat prihatin dalam kondisi proyek yang masih amburadul, kabarnya mau dioperasionalkan. “Jika mau dioperasionalkan, berarti harus direhab dulu, karena di sana sini masih ada yang rusak,” tambahnya.
Kapolres Dedy Sadsono juga mengakui pihaknya telah memerintahkan aparat Tipikor Reskrim melakukan penyelidikan di lapangan dengan membawa data yang cukup, setelah pihaknya langsung melakukan abesrvasi di TKP.
Dalam hal tersebut, kita belum mengetahui persis jumlah kerugian negara karena masih dalam penyelidikan, tetapi diperkirakan bisa mencapai miliaran rupiah, ucapnya.
Pembangunan Proyek Pasar Rakyat Tapaktuan yang bersumber dari dana APBN itu dilakukan dua tahap. Tahap pertama tahun 2015 dengan jumlah dana Rp 6.474.320.000,-dikerjakan rekanan pemenang tender PT PBG, dengan Colsultan Pengawas CV PR, berbiaya Rp 154.354.000,-
Sedangkan tahap kedua tahun 2016, juga dari dana APBN dikerjakan rekanan yang sama, menelan biaya Rp 8.248.644.000,- dengan Consultan Perencana CV MC, berbiaya Rp 289 juta lebih dan Consultan Pengawas CV GC dengan biaya Rp 198.563.600,-.
Dengan demikian, pekerjaan Pasar Rakyat kedua tahap tersebut, termasuk biaya Consultan Perencana dan Pengawas mencapai Rp 15.563.600.000,-.
Kadis Perindagkom UKM Aceh Selatan Mualimin yang dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya Rabu (7/3) mengaku tidak mengetahui persis liku-liku pekerjaan proyek yang dituding menyimpang itu.
Kadis Perindagkom UKM, Mualimin terkait proyek diduga ada masalah, ia minta maaf, karena saya sama sekali tidak mengetahui soal proyek tersebut, karena saya bertugas di sini sejak awal tahun 2017, katanya.
Sedangkan PPTK-nya Yunardi dan Saiful Rahman, juga tidak berhasil dikonfirmasi karena PPTK tahun 2015 dan 2016 itu, lagi tidak ada dikantor.
Penyelidikan itu, bukan saja proyek Pasar Rakya, tapi juga proyek Pusat kuliner perikanan yang belum lama ini diberitakan ambruk atap berbetuk terpal tersebut. Kuat dugaan perencanaan proyek tersebut kurang matang dalam hal pemasangan besi penyangga, konon lagi lasnya belum begitu matang/masak, kata Kapolres AKBP Dedy Sadsono.
Bangunan tersebut terpisah dengan lokasi pembangunan pasar rakyat. Dan bagunan pusat koliner perikanan lokasinya di taman pala indah Reklamasi Pantai Tapaktuan.
Kemudian juga proyek penataan lingkungan pasar rakyat, diduga pekerjaan asal jadi, dengan nilai biaya Rp 1,6 M lebih.(MR.ZULMAS)