Pekanbaru | REALITAS – Secara bersamaan Sekolah Menengah Atas (Negeri) di kota Pekanbaru melaksanakan penyembelihan hewan kurban dalam rangka Idul Adha 1446 Hijriah, sekolah diantaranya yakni SMAN 4 Pekanbaru, SMAN 5 Pekanbaru, SMAN 8 Pekanbaru, dan lainnya.
Untuk di SMAN 4 Pekanbaru kegiatan penyembelihan hewan kurban sebanyak 4 (ekor) sapi dilaksanakan pada Minggu, 08 Juni 2025 Pagi yang dipimpin oleh Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Nasrol Akmal M.Ed.
Kepala SMAN 4 Pekanbaru Sahid Suwarno S.Pd., MM., dalam sambutannya menyampaikan pelaksanaan ibadah kurban tahun ini menjadi semangat kebersamaan dan nilai-nilai keikhlasan di lingkungan sekolah, dengan melibatkan seluruh komponen guru, murid, dan orang tua yang saling bergotong royong.
“Saya menginginkan ibadah kurban ini menjadi warisan nilai yang hidup di hati anak-anak kita. Mereka perlu melihat dan menyaksikan langsung bagaimana guru dan orang tua bersinergi dalam ibadah ini. Kami berharap pengalaman ini akan tertanam dalam diri mereka, sehingga di masa depan mereka dapat melanjutkannya dengan kesadaran dan keikhlasan,” ujar Sahid Suwarno.
Dengan semangat gotong royong dan keteladanan menurut Sahid, sekolah ini memberi contoh nyata bagaimana nilai-nilai Islam bisa ditanamkan melalui tindakan sederhana namun bermakna.
“Mari kita terus lestarikan semangat kurban ini. Bukan hanya sebagai ritual, tetapi sebagai bagian dari pendidikan karakter bangsa,” tutup Sahid.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Riau Nasrol Akmal M.Ed., mengatakan kegiatan ibadah kurban setiap tahunnya telah menjelma menjadi wahana pendidikan karakter yang kuat yaitu menanamkan nilai-nilai religius, sosial, dan kepedulian kepada sesama sejak dini.
Menurut Nasrol, kurban di lingkungan pendidikan bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi juga tentang menyemai keberkahan dari langit, dalam hal ini sebuah langkah spiritual yang memperkuat fondasi keimanan generasi muda.
“Kurban di sekolah merupakan langkah positif untuk mendatangkan keberkahan Allah dalam dunia pendidikan. Meski kita telah merancang pendidikan dengan berbagai tema, anggaran, dan media pembelajaran, kegiatan kurban tetap penting untuk dilestarikan,” ujar Kabid Pembinaan SMA Disdik Riau.
Ia menekankan bahwa budaya kurban sebaiknya tidak hanya menjadi agenda sesaat, melainkan dijadikan program berkelanjutan. Tujuannya adalah menanamkan nilai ketakwaan dan pembinaan karakter siswa agar menjadi insan yang peduli, beriman, dan memiliki empati terhadap sesama.
Lebih jauh, Nasrol menghimbau kepada pihak SMA baik negeri maupun swasta agar turut melestarikan kegiatan berkurban, dengan demikian ia akan mengusulkan agar Dinas Pendidikan turut menyusun skema keberlanjutan kegiatan kurban, seperti menyisipkan program tabungan kurban bagi siswa dan guru.
“Mungkin ke depan insyaallah bisa disiasati dulu dari dinas, bagaimana skema kurban ini bisa terus berjalan. Misalnya dengan program menabung bulanan dari siswa atau guru agar setiap tahun bisa berpartisipasi dalam kurban,” tutup Nasrol.
Dengan menjadikan kurban sebagai bagian dari budaya sekolah, dunia pendidikan di Indonesia tidak hanya mencetak generasi yang cerdas secara akademis, tetapi juga bijaksana secara spiritual, sehingga wajah pendidikan yang sejati dapat menyentuh hati, membentuk akhlak, dan menebar keberkahan.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua MKKS SMA Negeri Pekanbaru Benny Rio Denaldy, Kepala SMAN Plus Riau Edi Sutono, Kepala SMAN 19 Pekanbaru Agusmir, Kepala SMAN 2 Pekanbaru Muis, Ketua Komite sekolah, dan peserta kurban. (Mirza Yamoli)

