Kampar | REALITAS – BSI Maslahat Indonesia kembali menyalurkan bantuan pemberdayaan ekonomi dan UMKM kepada Kelompok Tani Agro Mulia yang berada di Desa Karya Indah dan Kelompok UMKM Agro Jamur Lestari di Desa Siabu, pada Kamis, 19 Juni 2025.
Kegiatan yang bertempat di Desa Karya Indah Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar ini dihadiri langsung oleh Direktur Wakaf and Empowerment BSI Maslahat, Muhammad Sobirin, BSI Area Manager Pekanbaru T.Rizaldi Saputra, Kabid Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan perikanan Saptarahmawati S.PI., M.Si., Wakil Bupati Kampar Dr.Hj.Misharti M.Si., Kadis Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar Drs.H.Dendi Zulhairi, M.Si., Camat Tapung Sofiandi, M.E., Pj.Kades Karya Indah Siti Melia S. Pd., dan tamu undangan lainnya.
Direktur Wakaf and Empowerment BSI Maslahat, Muhammad Sobirin mengatakan Melalui program Desa BSI (Bangun Sejahtera Indonesia), BSI menyalurkan bantuan berbasis zakat untuk memberdayakan kelompok tani dan pelaku UMKM yang tergolong mustahik atau masyarakat kurang mampu.
Dana program ini berasal dari zakat perusahaan (corporate zakat) dan zakat para karyawan BSI yang disalurkan melalui model pemberdayaan terstruktur dalam empat klaster utama: pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan.
Salah satu kisah inspiratif datang dari Kelompok Tani Agro Mulia, yang menerima bantuan sebesar Rp460 juta untuk 16 orang mustahik. Dana ini digunakan untuk mengembangkan bioflok budidaya ikan air tawar, sebuah metode modern yang efisien dan ramah lingkungan.
Menurut Sobirin, Program ini dirancang berlangsung selama tiga tahun, dengan tujuan tidak hanya meningkatkan taraf hidup penerima manfaat, tetapi juga menciptakan efek berantai, di mana para mustahik yang telah mandiri kelak mampu menarik dan membina masyarakat lainnya untuk berusaha serupa.
“Harapannya setelah tiga tahun, para penerima manfaat tidak hanya keluar dari status mustahik, tetapi juga menjadi muzakki (pembayar zakat) baru,” ungkap Sobirin.
Sistem pencairan dana dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab, di mana setiap kelompok penerima memiliki pendamping khusus yang ditunjuk oleh BSI. Pendamping ini memastikan seluruh proses berjalan tepat sasaran, serta memantau kemajuan dan tanggung jawab kelompok terhadap dana zakat yang mereka terima.
“Kelompok Tani Agro Mulia menunjukkan dedikasi tinggi. Mereka tidak hanya mengelola bantuan ini secara profesional, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa dana zakat bukanlah hibah semata, melainkan amanah yang harus dijaga dan dikembangkan,” tutup Sobirin.
Wakil Bupati Kampar Dr.Hj.Misharti M.Si., menyampaikan apresiasi yang mendalam dan mengucapkan terima kasih kepada BSI Maslahat yang telah memberikan bantuan dana hibah kepada Kelompok Tani Agro Mulia dan juga UMKM Agro Jamur Lestari.
“Dengan bantuan ini, kami melihatnya sebagai stimulus awal, sebuah titik tolak bagaimana kita menggerakkan partisipasi ekonomi rakyat secara menyeluruh. Ini bukan hanya tentang uang, tapi tentang harapan, kepercayaan, dan masa depan masyarakat Kampar,” ujar Misharti.
Kehadiran BSI Maslahat di tengah masyarakat menurut Wakil Bupati Kampar ini menjadi bukti nyata bahwa zakat, infak, dan dana sosial syariah lainnya dapat dioptimalisasi secara produktif membangun kemandirian, bukan ketergantungan.
“Dengan modal semangat, kerja sama, dan kepedulian, Kabupaten Kampar bergerak menuju sebuah masa depan yang menjanjikan, di mana petani dan pelaku UMKM tidak lagi berjalan sendiri, tetapi didampingi, diperkuat, dan diberdayakan secara berkelanjutan,” tutup Misharti.
Ketua Kelompok Tani Agro Mulya Solehudin menyampaikan melalui dukungan dana hibah sebesar Rp460 juta dari BSI Maslahat, para mustahik dan penerima zakat, kini memiliki peluang untuk mandiri secara ekonomi lewat budidaya ikan.
“Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah dan BSI Maslahat. Bantuan ini benar-benar menjadi awal kebangkitan ekonomi kami. Dana hibah yang diberikan ini bersifat fleksibel, memberi kebebasan kepada penerima untuk mengembangkan usaha sesuai dengan potensi yang ada. Agro Mulya memilih budidaya ikan sebagai jalan perjuangan ekonomi mereka,” jelas Solehudin.
Dalam tahap awal, Solehudin menyebutkan sebanyak 300 ekor ikan ditebar di setiap kolam, dari jumlah tersebut, kelompok berhasil memanen sekitar 2,3 ton ikan. Pada tahap berikutnya, jumlah tebaran ditingkatkan menjadi 500 ekor per kolam, dengan target hasil minimal 70 kilogram per kolam dan harga jual borongan Rp29.000 per kilogram.
“Dengan total 50 kolam, proyeksi keuntungan dari panen berikutnya diperkirakan mencapai sekitar Rp100 juta. Tidak hanya itu, 10 kolam lainnya dikhususkan untuk budidaya ikan gurame. Sebanyak 5.000 ekor gurame ditebar, dengan target panen pada Desember atau awal tahun mendatang. Jika satu kilogram berisi dua ekor gurame, maka potensi hasil panen bisa mencapai 2,5 ton, dengan estimasi harga jual antara Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogram,” jelasnya.
Terakhir Menurut Solehudin, pemberdayaan bantuan ini bukan sekadar membantu, namun BSI Maslahat melalui program zakatnya menjadikan para mustahik sebagai subjek pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal.
“Kami sangat berharap BSI Maslahat juga bisa melirik kelompok lain di sekitar kami yang juga punya semangat dan potensi. Ini bisa menjadi model pengembangan ekonomi kerakyatan yang adil dan berkelanjutan,” tutup Solehudin.
Selain itu, Berkat bantuan dana zakat dari BSI Maslahat juga digelentorkan sebesar Rp312.500.000 kepada Kelompok UMKM Agro Jamur Lestari yang mengubah lahan kosong menjadi sentra budidaya jamur tiram yang produktif dan bernilai ekonomi tinggi.
Ketua Kelompok UMKM Agro Jamur Lestari, Mustafa Kamal menyebutkan keanggotaannya terdiri dari 15 orang yang sejak awal berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat sekitar melalui usaha yang berkelanjutan.
Dana yang mereka terima digunakan sepenuhnya untuk membangun rumah jamur tiram dan memulai budidaya secara kolektif. Hasilnya luar biasa.
“Hari ini, rata-rata tiap anggota bisa menghasilkan 2 hingga 3 kilogram jamur tiram segar setiap hari. Semuanya langsung kami pasarkan ke pasar-pasar lokal,” ujar Mustafa.
Menurutnya, Jamur tiram segar ditransformasikan menjadi berbagai produk siap konsumsi, seperti jamur crispy, nugget jamur, hingga bakso jamur, yang mana produk-produk ini mulai mendapatkan tempat di hati konsumen lokal karena cita rasanya yang lezat dan nilai gizinya yang tinggi.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada BSI Maslahat. Bantuan ini bukan hanya dana, tapi pintu pembuka menuju kemandirian,” tutup Mustafa.
Program pemberdayaan yang dilakukan oleh BSI Maslahat ini membuktikan bahwa zakat tidak sekadar berbagi, tetapi juga bisa menjadi instrumen pembangunan bagi ekonomi umat.
Program Desa BSI ini merupakan manifestasi nyata dari tagline “BSI Maslahat: Bersinergi Meluaskan Maslahat”. Ini bukan sekadar slogan, melainkan semangat membumikan zakat sebagai kekuatan ekonomi umat. (Mirza Yamoli)