Kenikmatan Di Balik Renyahnya Kerupuk Bandung

oleh -189.579 views
Kenikmatan Di Balik Renyahnya Kerupuk Bandung
Septari Handayani, Mahasiswi Program Studi Perbankan Syariah IAIN Langsa

Di desa yang bernama Sei Siur Kecamatan Pangkalan Susu terdapat pabrik kerupuk bandung yang di miliki oleh seorang ibu yang bernama ibu Wagirah yang berusia 50 tahun. Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 2017 dan sudah berdiri sekitar 5 tahunan.

Beliau memiliki beberapa karyawan yang bekerja menjualkan kerupuknya berkeliling kampung di berbagai daerah, kerupuk ini diperjual belikan dari mulai kabupaten langkat, medan hingga Aceh salah satunya seperti Kota Langsa.

Kerupuk adalah suatu jenis makanan kering yang terbuat dari bahan bahan yang mengandung pati cukup tinggi. Pengertian lain menyebutkan bahwa kerupuk merupakan jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume membentuk produk yang porus dan mempunyai densitas rendah selama proses penggorengan.

Demikian juga produk ekstrusi akan mengalami pengembangan pada saat pengolahannya (Koswara, 2009). Kerupuk didefinisikan sebagai jenis makanan kering yang terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi. Di dalam proses pembuatan kerupuk, pati tersebut harus mengalami proses

gelatinisasi akibat adanya penambahan air serta perlakuan pemanasan terhadap adonan yang terbentuk. Adonan dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan utama dan bahan-bahan tambahan yang diaduk hingga diperoleh adonan yang liat dan homogen (Wijandi et al., dalam Tofan, 2008).
Kerupuk bandung yang di produksi di pabrik ibu wagirah memproduksinya masih menggunakan cara tradisional.

Produksi kerupuk bandung ini setiap harinya membutuhkan 6 karung tepung atau sekitar 150 kg tepung yang akan di jadikan adonan kerupuk, tepung yang telah di jadikan adonan lalu dimasak dan dicetak secara manual lalu disusun dan di jemur, kemudian setelah kering barulah bisa di goreng dan setelah itu dikemas dan bisa dijajakan dan dijual.

Namun apabila musim hujan maka penjemuran kerupuk akan terhambat tetapi buk Wagirah ini memiliki mesin pemanggang putar yang mereka buat sendiri untuk mempercepat proses pengeringan kerupuk.

Pabrik kerupuk milik ibu Wagirah ini memiliki karyawan sekitar 50 karyawan yang memiliki tugas berbeda- beda, ada yang bertugas memproduksi kerupuk, ada yang bertugas menyusun adnan agar bisa dijemur, ada yang bertugas menggoreng kerupuk, ada yang bertugas mengemas kerupuk yang sudah digoreng ke dalam plastik dan ada juga yang bertugas menjualkan kerupuk dengan cara

berkeliling. Kerupuk bandung ini sudah sangat terkenal sekitaran Kabupaten Lngkat, Medan Bahkan Aceh. Dengan adanya pabrik kerupuk yang di bangun oleh Ibu Wagirah ini membuat warga di desa Sei Siur merasa terbantu dan sangat senang karena warga-warga yang tidak memiliki pekerjaan bisa dipekerjakan di pabrik tersebut.

Sehingga dnegan adanya pabrik tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga perekonomian masyarakat setempat dapat terbantu dengan adanya pabrik kerupuk bandung ini.

Dengan adanya pabrik kerupuk ini sangat membantu masyarakat sekitar dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkannya serta dapat mengurangi jumlah pengangguran, selain itu karyawan-karyawan yang awalnya bekerja di pabrik buk Wagirah perlahan lahan sudah mulai membangun usaha pembuatan kerupuk sendiri karena sudah memiliki modal tetapi hal tersebut tidak menjadi suatu permasalahan dan mereka juga bersaing secara sehat, dan kini desa Sei Siur terkenal dengan desa penghasil kerupuk yang sangat renyah dan enak.

Oleh: Septari Handayani, Mahasiswi Program Studi Perbankan Syariah IAIN Langsa