Lounching Buku Sejarah Ayek Hening Naskah Kuno Tanduk Kerbau

oleh -93.579 views
Lounching Buku Sejarah Ayek Hening Naskah Kuno Tanduk Kerbau

Muara Enim | Realitas – Sekretaris jenderal Barisan Adat Raja Sultan Nusantara (Baranusa) Pusat lantik dan kukuhkan Baranusa Kabupaten Muara Enim secara resmi, sekaligus lounching buku naskah kuno tanduk kerbau dan drama kolosal sejarah Ayek Hening, bertempat di halaman Sentra Industri (Siba) Center CSR PT Bukit Asam Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim. Kamis (10/11/2022).

Hadir dalam acara ini, selain Sekjen Baranusa Pusat Dr. Raden Ali Sodikin, MPD, Raden Maulana, Camat Lawang Kidul Andrille Martin, Danramil diwakili Babinsa Amin Syahril, Kapolsek Lawang Kidul diwakili Bhabinkamtibmas Bayu, managemen PT BA, dari Kowis Dwi, CSR Elwan, Lurah/Kades, Lembaga adat Kecamatan Lawang Kidul Arifin Saman, pemangku Adat desa Lingga Nurdin, BPD, Kadus/RT dan undangan lainya.

Hal tersebut disampaikan Panglima Baranusa Kabupaten Muara Enim Al Gusti Sajid Al Akbar, ucapan terima kasih support dan dukungan dari PTBA, panitia serta Pemerintah Kecamatan Lawang Kidul dan pihak yang terkait atas terselenggaranya acara ini.

Kemudian dikatakan Sajid “amanah yang diberikan ini tentu akan kami laksanakan bersama-sama dan secara bertahap Baranusa ini akan dikembangkan mulai dari kecamatan sampai ke desa-desa,” tegasnya.

Berdasar naskah kuno tanduk kerbau inilah di bukukan sejarah Ayek Hening dan nanti akan digelar drama kolosal yang menceritakan kisah Ayek Hening dari sanggar Meribang pimpinan Ujang Suhendra Desa Lingga.

Sementara Camat Lawang Kidul Andrille Martin mengungkapkan, apresiasi dan support atas digelarnya pelantikan dan pengukuhan pengurus Baranusa Kabupaten Muara Enim mudah-mudahan visi dan misi ke depan akan menjadikan suasana yang kondusif dan damai serta nyaman.

“Lounching buku sejarah Ayek Hening berdasarkan naskah kuno tanduk kerbau, dengan sajian melalui drama kolosal sejarah Ayek Hening (Sungai Enim) dengan cerita perebutan kekuasaan,” ungkapnya.

Selanjutnya penandatanganan buku Sejarah naskah kuno tanduk Kerbau oleh Camat Lawang Kidul dan Panglima Baranusa, disaksikan sekjen Baranusa Pusat, Tumenggung, Lembaga Adat, managemen PT BA.

Sekjen Baranusa Pusat Dr. Raden Muhammad Ali Sodikin juga menyampaikan wejangan berupa pengetahuan sejarah Baranusa hingga saat ini bisa berdiri, bukan saja raja Sultan di Nusantara, tapi sudah internasional.

“Baranusa merupakan suatu wadah yang di dalamnya tergabung mulai Raja-Raja dari dalam maupun luar negeri, Sultan, Tumenggung, Datuk, lembaga adat sampai ke Desa-Desa,” bebernya.

Sejarah berdirinya Baranusa berawal dari Yayasan raja nusantara, dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, maka bermunculan adat budaya yang harus mempunyai wadah untuk mengakomodir aspirasi.

“Saat ini sudah mencapai 15 provinsi di Indonesia yang sudah bergabung di Baranusa, pengurus pusat tetap memback up kegiatan yang dilakukan Baranusa,” cetusnya

Dalam struktur Baranusa membawahi beberapa kepala yang membidangi masing-masing urusan seperti, Kepala laskar membawahi Baranusa, Ketua laskar Srikandi, Kepala Bhinneka Tunggal Ika, Kepala penyatuan ummat.

Cendikiawan Kraton Nusantara

“Melalui Baranusa ini, untuk menyatukan Raja-Raja yang ada di pelosok Nusantara, sehingga kita dapat menghimpun kekuatan satu sama lain untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati,” jelasnya.

Negara akan kuat karena adanya adat budaya yang terjaga, di samping itu juga, Baranusa mempunyai tongkat komando, lencana dan petaka yang merupakan simbol dari Baranusa.

“Selain Baranusa, ada juga yang namanya Cendikiawan Kraton Nusantara yang terdiri dari Profesor, Doktor dan para pemikir disatukan menjadi Cendikiawan Kraton Nusantara,” pungkasnya. (MUmar)