Pengadaan Tenda dan Sinitizer Diduga Raup Untung Hingga Miliaran

oleh -229.579 views
Pengadaan Tenda dan Sinitizer Diduga Raup Untung Hingga Miliaran
foto istimewa

Bireuen | Realitas – Hasil pengadaan tenda dan sineteser dengan menggunakan Dana Desa Tahun 2021 di Kabupaten Bireuen diduga Raup untung hingga Miliaran Rupiah.

Bukan hanya itu, dari hasil tenda uang Casback mengalir ke beberapa Camat, dan ke BKAD dan oknum-oknum lain, pembelian tersebut menggunakan Dana Desa yang dianggarkan untuk penanganan Covid19.

Dalam pembelian itu BKAD bekerjasama dengan pihak Ketiga yaitu PT. milik Saipullah, diduga Camat dan BKAD mendapat Fee 500 ribu per Desa dari hasil penjualan itu.

Jika di kalikan sebanyak 609 desa yang ada di kabupaten Bireuen di 17 kecamatan di kali 12,5 juta per desa maka mencapai 7.612. 500 tujuh miliar lebih dari hasil Gaya baru meguras dana desa.

BACA JUGA :  LBH Iskandar Muda Aceh Desak Kapolres Langsa Segera Tutup Dan Tindak Tegas Oknum Pemilik Lahan Minyak Ilegal Drilling Alur Canang

Selama Covid  19 ada pun kegiatan yang dilakukan oleh pihak Ketiga Bekerjasama dengan dinas terkait, Para Camat dan Ketua BKAD dengan menggunakan Dana Desa meraup untung sangat besar.

Penggunaan Dana Covid19 Tahun 2021 pihak Desa diwajibkan membeli Tenda berukuran 2×3, hand sanitizer dan alat covid lainnya dengan nilai 12,5 juta

Namun menariknya, dalam belanja alat Covid19 tersebut yang sebagian telah dibagikan untuk ratusan Desa di Bireuen di seluruh kabupaten Bireuen diduga terjadi Mark Up besar-besaran.

Diakui salah Kuechik di kabupaten Bireuen, yang tidak ingin disebut namanya. Iya kami dipaksa untuk mengambil tenda itu dengan seharga 12,500 dan disitu kami menyetor uangnya melalui BKD Kecamatan.

BACA JUGA :  Forum mahasiswa Aceh Singkil Dukung DPP Nasdem Menujuk Desra Noviato Ketua DPRK

Dinilai harganya sangat mahal yang saya tahu disitu ada Fee pak camat dan para BKAD,” ujarnya pada Kamis 12/5/2022

Geuchik lainnya mengatakan mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena ada perintah Camat dan Ketua BKAD walaupun dinilai dengan harga tinggi.

Ada tekanan dari pihak-pihak tertentu, mau tidak mau kami harus ambil meskipun barang itu tidak bermanfaat untuk desa,” ungkap Geuchik tersebut

“Anehnya lagi barang itu tidak bisa dibeli sendiri dan ditunjuk langsung harus mengambilnya melalui pihak Ketiga Saipullah,” katanya Keuchik (*)