Berada di UEA, Presiden Afghanistan Menyesal Kabur Dari Kabul

oleh -113.579 views
Berada di UEA, Presiden Afghanistan Menyesal Kabur Dari Kabul
Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani

Abu Dhabi I Realitas – Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, merilis pesan video untuk pertama kalinya sejak melarikan diri dari Kabul saat Taliban mengambil alih kekuasaan.

Ghani menuturkan dirinya ingin kembali dan menyatakan dukungan untuk perundingan antara Taliban dengan para pejabat tinggi Afghanistan.

Seperti dilansir AFP, Kamis (19/8/2021), kepergian Ghani dari Kabul pada Minggu (15/8) waktu setempat telah memudahkan Taliban untuk mengambil alih kekuasaan secara penuh.

Dalam penjelasannya, Ghani kembali menegaskan bahwa dirinya meninggalkan Kabul untuk menghindari pertumpahan darah.

Dia juga membantah tuduhan yang menyebut dirinya mentransfer sejumlah besar uang keluar Afghanistan sebelum pergi ke luar negeri. Ghani menuturkan kini dirinya berada di Uni Emirat Arab (UEA), yang dikonfirmasi pada Rabu (18/8) waktu setempat bahwa dirinya ditampung di sana atas ‘alasan kemanusiaan’.

Dalam pesan video yang ditayangkan via akun Facebook-nya, Ghani menjelaskan dirinya tidak berniat untuk tetap mengasingkan diri di UEA dan mengakui kini tengah ‘dalam pembicaraan’ untuk kembali ke Afghanistan.

Dia bahkan mengklaim dirinya sedang berupaya ‘menjaga pemerintahan Afghanistan di seluruh negeri’ tanpa menjelaskan lebih lanjut.

“Untuk sekarang, saya berada di Emirat agar pertumpahan darah dan kekacauan berhenti,” ucap Ghani dalam videonya.
Lebih lanjut, Ghani menyuarakan dukungan untuk perundingan yang digelar pada Rabu (18/8) waktu setempat antara anggota senior Taliban dengan mantan Presiden Hamid Karzai dan petinggi pemerintahan Abdullah Abdullah, yang sebelumnya memimpin proses perdamaian yang gagal. Abdullah juga merupakan rival politik Ghani.

“Saya ingin proses ini sukses,” ujarnya.

Pada Minggu (15/8) waktu setempat, Abdullah mengumumkan bahwa Ghani kabur dari Afghanistan dan menyebut bahwa dia akan diadili dengan keras oleh rakyat. Namun Ghani bersikeras menyatakan dirinya pergi demi kebaikan negaranya dan bukan untuk kesejahteraannya sendiri.

“Jangan percaya siapapun yang memberitahu Anda bahwa presiden Anda menjual Anda dan kabur demi keuntungannya sendiri dan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Tuduhan ini tidak berdasar… dan saya menolaknya dengan tegas,” ucapnya.

“Saya diusir dari Afghanistan sedemikian rupa sehingga saya tidak sempat mencopot sandal dari kaki saya dan memakai sepatu boots saya,” tutur Ghani, sembari menekankan bahwa dirinya tiba di UEA ‘dengan tangan kosong’.

Dia mengklaim bahwa Taliban tetap memasuki Kabul meskipun ada kesepakatan untuk tidak melakukannya. “Jika saya tetap tinggal, seorang presiden terpilih Afghanistan akan digantung sekali lagi tepat di depan mata rakyat Afghanistan,” ujarnya.

Diketahui bahwa saat Taliban merebut kekuasaan di Kabul tahun 1996 silam, mereka menyeret mantan Presiden Mohammed Najibullah dari kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menjadi tempat dia bersembunyi dan menggantungnya di jalanan umum setelah menyiksanya. (*)