Paramedis RS Graha Bunda Mengeluh Kerja 12 Jam Gaji Rp 850 Satu Bulan.

oleh -3,293.579 views
Koordinator Yayasan Advokasi Rakyat Aceh ( YARA ) wilayah Timur Basri.

Aceh Timur | Realitas – Paramedis Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk Aceh Timur, mereka bekerja selama 12 jam namun diupah dengan Rp 850 ribu tiap bulan.

Kita minta pihak terkait baik Disnakertrans maupun penegak hukum agar segera melakukan penyelidikan dalam kasus ini, ujar Koordinator Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) wilayah Timur Basri, kepada Media Realitas, Selasa (17/7/2018).

Menurut Basri tindakan pihak RS Graha Bunda Idi Aceh Timur sangat tidak wajar dengan memberikan upah yang tidak sesuai UMR/UMP di Aceh.

Lebih lanjut Basri menyebutkan kecurangan yang dilakukan oleh RS Graha Bunda Aceh Timur (RS Swasta) RS tersebut sengaja membuat kontrak yang tidak sesuai dengan amanah UU ketenagakerjaan dimana kontrak yang dibuat sift kerja melebihi 40 jam kerja/minggu, yaitu 12 jam kerja/hari (2 sift) dengan gaji yang sangat jauh d bawah UMR/UMP di RS tersebut diberlakukan gaji awal Rp850rb/ bulan dan akan meningkat hingga Rp2,6 juta setelah masa kerja 10 tahun tentu ini sangat jauh di bawah UMR/UMP. Di RS ini juga memberlakukan penahanan surat-surat berharga milik karyawan (ijazah dll), ujarnya.

Dalam pembagian THR RS ini juga melanggar aturan RS ini hanya memberikan THR kepada karyawan yang masa kerjanya sudah mencapai satu tahun, ini sangat kejam kita menilai pihak pimpinan RS itu, tutur Basri.

Jumlah THR yang diberikan hanya setengah bulan gaji, dan yang belum mencapai masa kerja 1 tahun tidak diberikan.

BACA JUGA :   Prediksi Rio Ave vs Arouca, 20 April 2024

Masyarakat atau karyawan yang bekerja disitu terpaksa menandatangani kontrak mengingat lowongan kerja sangat sulit, maka kita minta pihak terkait untuk segera menindak lanjuti nasib paramedis di RS tersebut agar jangan semena-mena memperlakukan para medis kususnya perawat, tutup Basri.

Saat dikonfirmasi Humas Rumah Sakit Graha Bunda, Bang Pidan sapaan nama Akrabnya, Selasa (17/7/2018), yang ditemui oleh Media ini dikantin samping Rumah Sakit Graha, mengatakan bahwa, yang jelasnya setiap dua tahun sekali ada kenaikan gaji bagi Karyawan yang bekerja sudah lebih diatas dua tahun masa kerja nya, dan memiliki Gaji pokok mereka diatas tiga juta rupiah, lain bonus, kriteria karyawan tersebut tidak banyak jelasnya, lebih kurang ada dua puluhan orang dan khususnya karyawan medis atau perawat, ujarnya.

Untuk Karyawan non medis mulai dari security hingga ke tukang sapu, mereka memiliki gaji pokok sekitar 1200.000 lebih kurang, dan security sebelumnya ada tiga sift grup, namun saat ini tinggal dua grup, satu grup sudah Di PHK karena ada kesalahan, sehingga dua grup ini sistem mereka bekerja 24 jam kerja dan 24 Off.

BACA JUGA :   Prediksi Rio Ave vs Arouca, 20 April 2024

Ketika disinggung terkait dengan adanya penahanan surat berharga seperti Ijazah? ia menjelaskan bahwa itu memang merupakan Aturan Rumah sakit kami dimana saat seseorang masuk kerja dirumah Sakit ini kita buat perjanjian atau kontrak kerja, salah satunya menahan ijazah, apabila seseorang tersebut belum sampai waktu kontrak sudah keluar, ini sebenarnya hanya sebatas konsekuensi saja, dan jika memang perlu kita minta kedua orang tuanya datang ke kita dan yang pastinya kita memiliki kebijakan demikian ujarnya.

Saat dikonfirmasi oleh Media ini kepada salah seorang perawat Rumah sakit Graha Bunda, mereka enggan memberikan komentar terkait berapa gaji mereka per bulan, saat Media ini menyinggung berapa sift mereka kerja? perawat tersebut menjawab kami memiliki dua sift katanya singkat, namun sudah dilaporkan kepada YARA, ujar salah seorang perawat.

Ketika ditanya Media ini kepada salah seorang karyawan yang bekerja tempat di RS tersebut yang tidak ingin sebutkan namanya, mengatakan bahwa mereka bekerja setiap hari, masuk mulai pukul 8:00 dan keluar jam 6:00  Wib Sore.

Kami seperti budak bekerja disini mengingat tidak ada kerjan ditempat lain kami paksakan juga bekerja, banyak kawan-kawan kami yang tidak tahan bekerja disini lalu mereka keluar, bekerja tempat lain, ujar salah seorang perawat.

(Hasbi Abubakar)