Nagan Raya I Realitas – Puluhan Ha sawah dan tujuh rumah di desa Kabu Blang Sapek Kecamatan Suka Makmue terancam amblas akibat erosi semakin ganas terjadi, Rabu (2/5/2018).
Dari pantauan erosi Kruen Nagan semakin parah bahkan dalam hal ini Kepala BPBD dan Anggota DPRK Nagan Raya turun lokasi untuk melihat langsung erosi yang mengancam kawasan kependuduk dan lahan warga di sekitarnya.
Anggota Dewan dari Fraksi PKB Saiful Bahri menjelaskan yang sudah rugi mayarakat 20 yang imbasnya persawahan masyarakat lahan, kalau tidak dilakukan seceptnya ditangani akan mengancam tujuh rumah warga amblas karena dua belas meter lagi dengan rumah warga jaraknya.
‘’Kita harapkan agar pemda Nagan Raya menanganinya untuk keselamatan warga Kabu Blang Sapek dan tidak bisa main lagi mengingat kita lihat Krueng Nagan ini sudah parah,’’jelas Saiful.
Ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Nagan Raya agar segera mengatasi erosi Krueng Nagan yang saat ini telah mengancam ratusan sawah lainnya di daerah itu. Sebelum erosi Krueng Nagan meluas, diharapkan adanya penangan Pemerintah dalam menecegah mengganasnya erosi tersebut.
“Jika terjadinya perluasan erosi, maka akan terancam hilangnya sumber perekonomian warga di wilayah itu, sebab akan kehilangan sawah dan perkebunan,” ungkap Saiful Bahri.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Nagan Raya T. Rahmansyah, kondisinya hampir semua sama seharusnya secepat di tangani untuk di sepanjang Krueng Nagan dan dalam hal ini tidak cukup dengan APBK dan akan kita minta bantu dari APBA dan juga akan mengkoordinasi dengan PUPR untuk menghitung berapa habis anggaran di desa Blang Sapek dan Lueng Baro untuk memperbaiki Krung Nagan dari ancaman erosi
Selain itu, pihaknya kedepan juga harus memikirkan masalah penanggulangan badan jalan yang saat ini telah mengikis sebagian badan jalan. Untuk itu, penanganan erosi di Nagan Raya terdapat banyak titik yang kesemuanya butuh penanganan baik secara bersamaan, atau bertahap.
Dan juga di drien tujoh tersebut lebih parah lagi bahkan sudah memakan badan jalan akibat aliran sungai tripa, “jelas T. Rahmansyah (MJ)