Pemimpin perlu membuat pertimbangan dalam pola sistem manajemen yang berkinerja tinggi dengan semangat dan moral yang dipadukan dengan sikap kemanusiaan yang tinggi dan kondusif, khususnya dalam pengelolaan sumber daya manusia dengan acuan kompetensi.
Sejak perubahan manajemen PTPN I Aceh yang saat analisis ini dipublikasi, telah ditetapkan Direksi PTPN I yakni Uri Mulyari, Sayid Abdurrahman dan Arfinaldi, telah terjadi perpecahan tersembunyi namun terbaca publik.
Semestinya kejadian ini adalah tidak diperlukan, dimana satu jajaran direksi PTPN I berjalan mengarah ke segala penjuru. Hal ini berisiko terhadap langgengnya usaha perusahaan.
“Perolehan produksi saat ini meningkat dari tahun sebelumnya adalah produksi dari pokok kelapa sawit yang ditanam oleh manajemen sebelumnya, hal ini tidak terbantahkan. Dan semestinya prestasi jerih payah direksi dimasa lampau adalah tidak manusiawi apabila dikutip menjadi prestasi kebanggaan direksi saat ini untuk mengharumkan nama diri dan memojokkan nama manajemen yang lampau”.
Publik mengetahui bahwa tanaman kelapa sawit adalah tanaman tahunan yang apabila diperhitungkan nilai pengembalian akan terjadi pada tahun ke empat sejak tanaman kelapa sawit ditanam,”Tidak layak mengatakan bahwa dalam jangka 1 tahun 6 bulan kinerja PTPN I meningkat adalah hasil jerih payah jajaran Direksi saat ini, Janganlah Berbangga Diri Diatas Jerih Payah Direksi Sebelumnya”.
Direksi adalah satu kesatuan yang kompak dalam pengambilan keputusan, namun sejalan waktu akhirnya terjadi benturan kepentingan yang seharusnya perlu dijelaskan secara publik sehingga tidak memicu isu, semestinya jajaran Direksi PTPN I saat ini harus mencontoh pola kerja pemerintahan Jokowi yang tegas dan terbuka serta kompak, meletakkan jabatan kepada personel yang memiliki kompetensi sesuai jabatan dan mengutamakan pembuktian dari setiap pelaporan guna tranfaransi, kemajuan dan kinerja tinggi.
Direktur Utama seharusnya menjadi pedoman arah untuk membawa visi dan misi perusahaan, Sikap yang tidak tegas, dan ciri perilaku dengan bahasa ungkapan yang sering melontarkan bahasa keraguan berdampak buruk terhadap kinerja usaha.
Seorang Direktur Utama semestinya telah pernah berpengalaman sebagai direktur teknis dan teruji, Sehingga risiko pengelolaan perusahaan menuju model high performance adalah sangat mungkin dicapai.
Direktur Operasional, semestinya adalah sosok yang mampu menata usaha dalam hal ini perkebunan kelapa sawit dan karet, Hal teroritis dan kemampuan pidato dan kritikus kebijakan bukan hal utama dalam operasional usaha perusahaan.
Semestinya mengandalkan kemampuan menjabarkan pemikiran baru dengan tindakan dan hasil yang jelas, Perlu adanya pembuktian kinerja masa lampau sebelum menjabat sebagai direksi dan bukti tersebut dapat terlihat oleh publik.
Sosok direktur operasional adalah sosok yang sehat secara Fisik sehingga gesit dalam pengawasan dan pengelolaan usaha PTPN I, kemampuan untuk menjalin hubungan baik dengan pemerintah daerah setempat adalah hal utama sehingga HGU PTPN I terhindar dari pencaplokan masyarakat dan alasan kepentingan pengembangan kota.
Seorang Direktur Operasional dengan sosok yang tidak disegani oleh publik maka kehilangan HGU PTPN I yang merupakan areal produktif akan berlanjut dan berakibat terhadap kerugian asset BUMN, hal ini akan membuat semangat karyawan PTPN I menjadi surut dan High Performance adalah mustahil.
Direktur Komersil, menjadi acuan model manajemen keuangan perusahaan yang transparan dan akuntable dan mampu berbicara secara publik dan bertindak sesuai dengan hasil kesepahaman bersama didalam tim work.
Seorang Direktur Komersil adalah figur manajemen keuangan, Semestinya sikap dan cara pengelolaan manajemen keuangan menggambarkan aturan GCG.
Model kepemimpinan PTPN I yang tidak kompak semestinya ditinjau oleh kementrian BUMN, dan adanya penyegaran dijajaran direksi saat ini adalah perlu dilakukan segera.
Faktor kemungkinannya adalah bahwa kementrian BUMN sedikit memiliki informasi tentang kandidat yang sesuai untuk memimpin PTPN I.
Dari pantauan publik, beberapa tokoh berikut dapat dijadikan acuan untuk diuji sebagai pembuktian, Dan diyakini berguna sebagai intervensi kementerian BUMN guna pencapaian High Performance PTPN I Aceh yang dinantikan publik.
Berikut ini dapat menjadi informasi yang dapat dikonfirmasikan langsung kepada pemilik nama yang dicantumkan, baik secara publik maupun pendekatan personal serta profesionalitas.
Ramadhan Ismail, sosok ini muncul kembali ke publik adalah sosok yang memiliki kemampuan memimpin dan mampu menciptakan suasana kondusif, menurut publik bahwa Ramadhan Ismail adalah sosok yang sesuai untuk memimpin PTPN I Aceh, Sebelumnya Ramadhan Ismail pernah menjabat sebagai Direktur SDM dan UMUM.
Selama Ramadhan Ismail menjabat, kinerja SDM PTPN adalah tinggi dan baik dengan berbagai kegiatan yang menyentuh masyarakat di lingkungan PTPN I Aceh. Mengelola SDM PTPN I dengan pola pendekatan atau personal approach.
Bersinergi dengan pemerintah daerah, sehingga PTPN I tidak kehilangan asset HGU, Namun kurangnya informasi yang mengalir ke kemetrian BUMN, maka pada masa penetapan jajaran direksi ditahun berikutnya, beliau tidak terpilih,dan sebagai tokoh masyarakat beliau saat ini aktif dibidang kemasyarakatan.
Isfan Hidayat, adalah sosok yang tegas dan memiliki keahlian dibidang agriculture atau pengelolaan perkebunan kelapa sawit untuk menghasilkan produktivitas tinggi, ini terbukti bahwa selama Isfan Hidayat menjadi Kepala Bagian Tanaman, produktivitas tanaman meningkat drastis.
Saat ini Isfan Hidayat dipercaya menjabat sebagai Direktur Operasional di anak perusahaan PTPN I-PTPN IV yakni PT.Agro Sinergi Nusantara.
T.Achsansah adalah sosok yang sederhana dan mengutamakan kesehatan keuangan perusahaan, mampu mengelola keuangan PTPN I dengan transparan, Saat ini T.Achsansah menjabat sebagai Kepala Bagian Pembiayaan PTPN I.
Ketiga sosok ini semestinya menjadi aktor penting dalam manajerial PTPN I, dan publik menganalisis bahwa jajaran direksi saat ini perlu ditinjau kembali oleh kementerian BUMN.
Analisis ini dikhususkan untuk Masyarakat Aceh dan Karyawan PTPN I dan Untuk Pencapaian Kinerja Tinggi PTPN I serta sebagai informasi kepada Kementerian BUMN.
Kementerian BUMN Perlu Meninjau Kembali Susunan Jajaran Direksi PTPN I Tahun 2018.(Dikutip dari Facebook Cut Seiya Bara)