Proyek Penataan Lingkungan Pasar Modern Tapaktuan di Kerjakan Asal Jadi

oleh -280.579 views
oleh
KONDISI lingkungan pusat pasar modern Tapaktuan, di lokasi PPI Batu Merah, terlihat jorok dan semraut akibat dijerjakan asal jadi. Foto direkam Minggu (25/2).MEDIA REALITAS/ZULMAS

ACEH SELATAN | REALITAS – Akui atau tidak diakui, di Kabupaten Aceh Selatan cukup banyak dikerjakan proyek dari berbagai proyek. Namun yang disayangkan ada beberapa proyek yang dikerjakan berat dugaan dikerjakan asal jadi.

Seperti contoh belum lama ini, proyek belum diserahkan kepada menerima manfaat, ee tiba-tiba tiang besi penyangga atap patah dan langsung roboh kelantai dasar, yaitu pekerjaan proyek Sentral Kuliner Perikanan yang dibangun diareal “Tanam Pala Indah Dua” Reklamasi Pantai Tapaktuan.

Setelah itu lagi Pekerjaan proyek penataan lingkungan Pasar Modern Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan yang menelan biaya sebesar Rp 1,6 miliar lebih, kelihatannya dikerjakan amburadul sehingga sangat mengecewakan.

“Selain dikerjakan asal jadi, proyek yang berlokasi di kawasan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Batu Merah, Gampong Lhok Bengkuang Timur, Kecamatan Tapaktuan, sepertinya kurang matang perencanaan,” kata Sarbunis, Koordinator LSM Yayasan Gampong Hutan Lestari (YGHL) di Tapaktuan, Senin (26/2/2018) pada sejumlah media, baik cetak maupun media online.

Padahal kondisi lapangan, kata dia jauh-jauh hari telah diprogramkan, dimana kawasan ini menjadi pusat pasar pagi, sebagai pengalihan dari Pasar Inpres di belakang terminal bus, kawasan Gampong Hilir, Tapaktuan. Karena pekerjaannya amburadul, sehingga membuat kondisi lingkungannya menjadi jorok dan semraut.

Menurut informasi yang diterima, Proyek ini bernilai Rp 1.647.630.000,- dari dana APBA tahun 2017, ditangani Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Aceh. Dikerjakan rekanan pemenang tender CV Perta Utama, Lhong Bata, Banda Aceh, dengan Konsultan Pengawas CV Krent Karya, Tapaktuan, Aceh Selatan.

Menurut Sarbunis, beberapa item pekerjaan seperti pembuatan tempat parkir, hanya dibuat asal-asalan. Demikian pula pekerjaan jalan lingkar dari semen, hanya dipoles begitu saja, sehingga kini mulai rusak dan berantakan karena bermutu rendah.

Ironisnya lagi sebut Sarbunis, pekerjaan jalan lingkarnya tidak dibuat parit (drainase), sehingga ketika hujan mengguyur, air tergenang dan masuk ke dalam Ruko yang telah ditempati warga. “Setiap musim hujan, penghuni Ruko menjadi resah, karena digenangi banjir,” katanya.

Kadis Perindagkop dan UKM Aceh Selatan Mualimin yang dihubungi wartawan di Tapaktuan Munggu (25/2) mengaku tidak mengetahui persis item pekerjaan proyek penataan lingkungan tersebut, karena pihak PPTK maupun kontraktornya, tidak pernah melapor kepadanya.

Padahal keberadaannya, merupakan sarana pendukung pasar modern yang dikelola Disperindagkop UKM Aceh Selatan.

“Meski jadi sarana pendukung pasar modern yang kita kelola, tapi saya tidak mengetahui item pekerjaannya, karena mereka tak pernah melapor kepada kita,” paparnya singkat.(MR.ZULMAS)