Pendekatan Edukasi Jadi Senjata PWI Perangi Hoax

oleh -188.579 views
oleh

PADANG | Realitas -Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) terus berupaya memerangi hoax yang merebak di media sosial. Salah satunya dengan pendekatan edukasi.

Begitu dikatakan Ketua PWI Pusat Mara Sakti Siregar saat membuka Workshop Penyusunan Kurikulum Jurnalistik untuk Netizen, yang digelar dalam rangka Hari Pers Nasional 2018 di Premier Basko Hotel, Kota Padang, Sumatera Barat (7/2).

Mara Sakti mengatakan pendekatan edukasi dalam melawan hoax harus dilakukan melalui gerakan yang sistematik dengan merangkul semua warganet.

“Saya yakin tidak semuanya (warganet) mau diedukasi. Kita sudah coba, blogger-blogger itu, tidak semuanya mau diedukasi. Tapi minimal melalui gerakan literasi di media sosial, dapat mengurangi dampak signifikan dari hoax. Apalagi di moment Pilkada Serentak 2018. Manfaatnya akan sangat terasa,” terangnya.

BACA JUGA :  Ketua DPD Ikadin Aceh Raih Award Advokat Pembela HAM

Workshop Penyusunan Kurikulum Jurnalistik untuk Netizen ini diikuti oleh seluruh Kepala Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) dan Wakil Ketua Bidang Organiasi PWI Provinsi di seluruh Indonesia. Bergerak sebagai narasumber, sejumlah tokoh pers Indonesia seperti, Mara Sakti Siregar, Bagir Manan, Edwar Depari, Ahmed Kurnia, Widodo Asmowiyoto.

Mara Sakti menjelaskan, gerakan edukasi serupa melawan hoax, pernah dilakukan sebelumnya, saat PWI Pusat sukses melakukan pendekatan edukasi untuk infotainment.

“Kita rangkul infotainment, lalu kita terapkan kaidah-kaidah jurnalistik, dan berjalan sukses,” ujarnya.

BACA JUGA :  Ketua DPD Ikadin Aceh Raih Award Advokat Pembela HAM

Selanjutnya, Mara Sakti berharap melalui Workshop Penyusunan Kurikulum Jurnalistik untuk Netizen ini pada gilirannya dapat semakin meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia yang dapat menanggulangi hoax.

Dikesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Yeflin Laundri mengucapkan terima kasih, atas nama pemerintah provinsi Sumatera Barat, kegiatan ini diharapkan berhasil dan menjadi suatu peluang tersendiri bagi Sumatera Barat, untuk menggelar kegiatan serupa di kemudian hari.

“Karena pendidikan jurnalis bukan untuk kepentingan wartawan saja tapi juga untuk netizen. Harapannya, orang lain yang belum tau Sumatera Barat, bisa tau dari bapak dan ibu,” tukasnya. [red]