Akibat Proyek Setengah Hati: Kawasan Jalan Negara di Kecamatan Samadua Jadi Lautan Air

oleh -182.579 views
oleh

Aceh Selatan I Realitas – Berbagai kalangan masyarakat Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, baik yang berdomisili di daerah maupun yang sedang berada di luar daerah, sangat prihatin melihat kondisi banjir di kawasan Gunung Ribee.

Katanya selama ini sudah ratusan tahun pada jalan negara lintasan Blangpidie-Tapaktuan, tepatnya dipenurunan gunung ribee Kecamatan Samadua, sebesar apapun derasnya hujan, tidak pernah kejadian banjir seperti sekarang, kata beberapa orang msyarakat Samadua pada media sosial (Medsos) yaitu Facebook, seperti Edy Akmal, Efis dan Aal Ali.

Akibat terjadinya banjir tersebut terangnya, sejak dibangunnya Politeknik Aceh Selatan (Poltas) di perbukitan gunung Ribee, pada kawasan Gampong Ladang Kasik Putih Kecamatan Samadua, yang teknisnya belum begitu ahli dalam letak lokasi proyek.

Demikian juga halnya Pemetintah Daerah Kabupaten Aceh Selatan, pada sebelum dilakukan pembangunan tersebut tidak melihat sebab akibat yang terjadi seperti yang dialami oleh puluhan masyarakat disekitar proyek itu.

Seharusnya sebelum memulai dikerjakan proyek pembangunan Kampus Poltas tersebut, terlebihdahulu dibangun jalan menuju lokasi, kata Aal Ali.

“Jangan dikerjakan proyek sesuka hatinya, sementara tidak melihat kondisi lokasi proyek dan tidak memikirkan sebab akibat yang ditimpa masyarakat sekitar,” paparnya.

BACA JUGA :  KIP Banda Aceh Tetapkan Hasil Hitung Suara Pilkada 2024

Yang terjadi musibah banjir itu bukan puluhan perumahan penduduk sekitar lokasi proyek itu saja, tapi juga perkantoran pemerintah ikut terkenak hal yang sama, seperti Kantor Polsek sektor Samadua dan Kantor Kepala Urusan Agama (KUA) sebagaiman media ini sudah bebetapa kali melalukan pemberitaan.

Seperti kejadian banjir hari Kamis (22/2/2018), dua jam hujan sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, langsung air membesar memasuki perumahan masyarakat dan pekarangan perkantoran pemerintah.

Kenapa kejadian demikian, disebabkan saluran yang terdapat pada kiri kanan jalan negara lintasan Blangpidie-Tapaktuan, tertimbun pasir gunung lokasi pembangunan Poltas, kata Edy Akmal melalui akun facebooknya.

“Inilah namanya proyek separoh hati, akibat kejar mega proyek Politik Aceh Selatan, kasihan masyarakat,” paparnya.

Bila terjadi gini siapa yang bertanggung jawab, yang merasakan tetap masyarakat juga. Apakah tidak kasihan kepada masyarakat disekitar lokasi proyek tersebut. Kejadian ini buka hal yang baru, tapi sudah berulang kali, tambahnya.

Yang prihatin ini bukan saja, masyarakat Samadua semata tapi ikut prihatin melihatnya masyarakat kecamatan lain, yaitu Dirwanda salah seorang warga Kecamatan Labuhanhaji sempat telpon wartawan media ini, ia melihat dalam photo facebook, sementara ia sekarang berada di Jakarta.

BACA JUGA :  Tidak Terima Atas Tindakan Rektor IAIN Langsa, Mawardi Siregar Akan Laporkan Pejabat IAIN Langsa Ke Polda Aceh

Nada yang serupa juga disampaikan Ali Zamzami koordinator LSM FOrmak Aceh Selatan, ikut serta prihatin melihatnya.

Ia mengharapkan kepada pemetintah daerah, supaya pekerjaan itu yang menimbulkan bencana kepada masyarakat, harus bisa mempertanggung jawabkan pekerjaan itu, katanya.

Kepala Dinas Sosial Aceh Selatan, Musni Yacob, dihubungi Jumat (23/2/2018) melalui hp nya mengakui belum memberikan bantuan masa panik, karena katanya ia sudah menghubungi Camat Kecamatan Samadua, minta rekap masyarakat yang tertimpa musibah banjir.

Jawaban camat katanya, sedang menunggu laporan dari Geucik yang masyarakatnya terkena musibah banjir, itu bukan saja Gampong Ladang saja, tapi juga terjadi Gampong Air Sialang Hilir pada kecamatan yang sama.

“Bila tak ada laporan bagaimana kami memberikan bantuan panik,” paparnya singkat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan, Cut Syazalisma di hubungi secara terpisah melalui saluran telepon genggamnya, 081260666170 beberapa kali pukul 18.00 WIB tidak aktif.(MR. ZULMAS)