Perang Rusia Ukraina Bikin Harga Minyak Mentah Melonjak

oleh -83.579 views
Harga minyak
Harga Minyak Menguat Di AS (Ilustrasi)

Jakarta | REALITAS – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap, saat harga minyak dunia terus meningkat, Indonesia Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia juga terancam melonjak lagi. Hal itu disebabkan karena invasi Rusia ke Ukraina.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan ICP sejak awal pandemi atau April 2020 berada pada US$ 20/barel. Kemudian, naik 4 kali lipat hingga mencapai US$ 85,9/barel per Januari 2022.

Harga itu telah melewati asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya sebesar US$ 63/barel. Agung mengatakan harga akan semakin meningkat setelah konflik Rusia dan Ukraina

BACA JUGA :  M Nasir Djamil Anggota DRP RI Komisi III: Pusat Harus Serius Majukan Kuala Langsa

“Sebagaimana diketahui, konflik Rusia dan Ukraina, dan terjadi di tengah pandemi COVID-19, semakin membuat tren harga minyak yang sudah meningkat, akan semakin meningkat, ” ungkapnya dalam keterangan pers, Jakarta (25/2/2022).

Kemarin, harga minyak sudah terlihat makin melambung. Harga minyak Brent sudah tembus di atas US$ 100 per barel. “Di sisi lain asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya US$ 63 per barel

Agung mengatakan kenaikan harga minyak dan pandemi COVID-19 terus menjadi perhatian Pemerintah. Adapun sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia masih impor.

BACA JUGA :  M Nasir Djamil Anggota DRP RI Komisi III: Pusat Harus Serius Majukan Kuala Langsa

“Ini terus kita monitor dan perlu menjadi perhatian semua pihak,” jelas Agung.

Kementerian ESDM juga merilis ICP dalam 6 bulan terakhir yang menunjukkan tren kenaikan. Mulai pada Agustus 2021 harga minyak sebesar US$ 67,8/barel dan terus meningkat tiap bulannya hingga Januari 2022

“US$ 72,2/barel September 2021, US$ 81,8/barel Oktober 2021, US$ 80,1/barel November 2021, US$ 73,4/barel Desember 2021, dan pada Januari 2022 sebesar US$ 85,9/barel.

Jika dilihat lebih jauh, kenaikan mulai terjadi pasca ICP rendah pada April 2020 sekitar US $20 per barel,” tutupnya