DPA Partai Aceh: Mualem Harap Konflik Internal PNA Cepat Berakhir

oleh -160.579 views

Banda Aceh | Realitas – Ketua Umum, Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh (PA), H. Muzakir Manaf (Mualem) berharap, konflik internal yang melanda Partai Nanggroe Aceh (PNA), dapat secepatnya berakhir. Sebab, jika terus berlarut, tak hanya merugikan partai ini secara internal, tapi juga rakyat Aceh umumnya.

“Pada prinsipnya, kehadiran partai politik adalah pengejawatahan mandat dari rakyat di parlemen dan pemerintahan (eksekutif dan legislatif), Tujuannya, berjuang dan mengisi pembangunan, menuju kesejahteraan rakyat Aceh,”Ujar Mualem.

Pendapat itu sampaikan Mualem, melalui Juru Bicara (Jubir) DPA Partai Aceh, H.Muhammad Saleh, Minggu (15/9/2019) di Banda Aceh.

Menurut Shaleh,” Setelah mempelajari dan memahami suasana batin yang terjadi di internal PNA sejak beberapa waktu lalu, Mualem mengajak semua pihak untuk bersatu kembali, dengan menepis berbagai perbedaan yang sempat muncul,”ungkap Shaleh.

“Perbedaan pendapat yang muncul selama ini jangan dilihat sebagai perpecahan. Tapi, sebuah dinamika yang lazim terjadi, itu biasa, apalagi di tubuh partai politik,” sebut Mualem.

Jika tidak, Mualem khawatir, konflik internal tersebut akan semakin tajam dan dimanfaatkan pihak tertentu, yang memang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan rakyat Aceh, yang kini semakin solid dan kuat. Terutama, dalam merawat perdamaian Aceh, buah dari MoU Damai, 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.

BACA JUGA :   KPU RI Targetkan Pelantikan PPK Pilkada Serentak Pada 16 Mei

Begitupun kata Jubir PA, H. Muhammad Saleh, tak ada maksud Mualem, untuk mencampuri persoalan internal PNA, semua itu, semata-sama sebagai bentuk perhatian dan tanggungjawab moral kepada rekan seperjuangan, rakyat dan bangsa Aceh.

“Sebagai rekan seperjuang, yang dulu pernah bersama saat konflik Aceh, Mualem berharap, elit dan kader PNA dapat membuka diri, bicaralah dari hati ke hati, Sebab, tak ada perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan dengan kepala dan hati yang dingin,”Kata Muhammad Saleh, menyampaikan harapan Mualem.

Tak hanya itu, bagi Partai Aceh (PA) umumnya dan Mualem khususnya, kader dan seluruh jajaran PNA, merupakan mantan kombatan GAM. Karena itu, menjadi bagian tak terpisahkan dari elemen rakyat Aceh juga.

“Sesungguhnya, PA dan PNA berasal dari satu rumah besar. Soal selama ini berbeda kamar, itu hal biasa dalam politik dan demokrasi. Karena itu saya tetap haqqul yaqiin, kader dan pimpinan PNA akan bersama Partai Aceh, untuk terus berjuang dan tetap komit, menuju kesejahteraan bagi rakyat Aceh,”pungkas Mualem.

Itu sebabnya, Mualem menghimbau kepada para pihak di internal PNA, baik Irwandi Yusuf, Muharram Idris dan Darwati A. Gani maupun Samsul Bahri alias Tiyong dan kawan-kawan, untuk duduk bersama kembali, mencari cara dan solusi terbaik, mengakhiri konflik yang semakin terbuka itu.

BACA JUGA :   Satreskrim Polres Nagan Raya Gerebek Lapak Perjudian

“Mualem sangat memahami bahwa mereka adalah pejuang bangsa Aceh dan rekan-rekan kami juga. Karena itu, Mualem dapat memahami suasana batin yang terjadi selama ini. Begitupun, mempertahankan konflik secara terbuka ini terus berlarut, justru akan membuka peluang bagi pihak tertentu, untuk membawa Aceh dalam kesengsaraan,”Sebut Jubir PA H. Muhammad Saleh.

Bagi Partai Aceh, kehadiran PNA merupakan mitra, apalagi setelah bergabung dalam Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) jilid II. Karena itu, siapun yang memimpin partai ini, tetap menjadi mitra strategis dan taktis, demi masa depan rakyat Aceh lebih baik.

Pertimbangan ini menjadi dasar dari ajakan dan saran Mualem agar para pihak di tubuh PNA, untuk melakukan islah (damai), rekonsiliasi serta konsolidasi kembali. Menginggat 30 November 2019, rakyat Aceh akan memiliki wakil rakyat baru (periode 2019-2024) di DPR Aceh, hasil Pileg 17 April 2019 lalu.

“Tentu, ada tugas dan tanggungjawab bersama yang lebih penting, setelah partai politik menerima mandat dari rakyat sebagai wakilnya di parlemen. Tugas dan tanggungjawab itu, harus sama-sama kita buktikan kepada rakyat Aceh. Terutama merawat perdamaian yang sudah tercipta serta meningkatkan taraf hidup dan ekonomi rakyat Aceh, yang masih memerlukan perhatian serius semua pihak,”Tutup Mualem.(Red)