Korban Tewas Bom Paskah Sri Lanka Melonjak Jadi 290 Jiwa

oleh -133.579 views
oleh

Jumlah korban tewas akibat delapan ledakan di sejumlah hotel dan gereja dan hotel di Sri Lanka pada perayaan Paskah, Minggu (21/4), terus melonjak dan kini dilaporkan sudah mencapai 290 jiwa.

Juru bicara kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekera, mengumumkan total jumlah korban tewas mencapai 290 jiwa dalam sebuah konferensi pers pada Senin (22/4). Dalam kesempatan itu, ia juga mengklaim korban luka mencapai 500 orang.
Seorang sumber kepolisian mengatakan kepada Reuters bahwa dari keseluruhan korban tewas tersebut, 32 di antaranya adalah warga asing.

Puluhan orang tersebut di antaranya berasal dari Inggris, Amerika Serikat, India, Denmark, Turki, dan Portugal.


“Sebagai tambahan, ada sembilan warga asing dilaporkan hilang dan ada 25 jasad belum teridentifikasi yang diduga merupakan warga asing,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Sri Lanka.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sri Lanka memastikan bahwa hingga kini, tidak ada laporan WNI menjadi korban dalam rangkaian ledakan tersebut.

Rangkaian insiden ini bermula sekitar pukul 8.45 waktu setempat, ketika ledakan terjadi serentak di Hotel Shangri-La di Kolombo, Hotel Kingsbury, Gereja St. Anthony di Kochchikade, dan Gereja Katolik St. Sebastian di Negambo.

Sekitar lima menit kemudian, ledakan kembali mengguncang Gereja Katolik Zion Roman di Batticaloa.

Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 13.45, ledakan menghantam hotel New Tropical Inn yang terletak di dekat Kebun Binatang Nasional. Terakhir, ledakan menerjang sebuah rumah di Dematagoda, Kolombo, sekitar pukul 14.15 waktu setempat.

Sampai saat ini, belum ada pihak yang mengklaim sebagai dalang di balik rangkaian serangan ini. Namun, Perdana Menteri Ranil Wickremsinghe memastikan bahwa pemerintah sudah mengetahui “informasi awal mengenai ledakan tersebut.”

Meski demikian, Wickremsinghe mengatakan bahwa pemerintah harus menelaah terlebih dulu cara terbaik untuk menggunakan informasi tersebut.

Ia juga menekankan pemerintah harus meneliti hubungan kelompok militan lokal dan dengan grup internasional lainnya.

AFP melaporkan ada satu dokumen intelijen yang menunjukkan bahwa Kepala Kepolisian Sri Lanka, Pujuth Jayasundara, sebenarnya sudah mengirimkan peringatan kepada para pejabat tinggi sejak sepuluh hari lalu.

Peringatan itu mengindikasikan akan ada pengebom bunuh diri yang dikirimkan ke “gereja-gereja besar.” (cnn)