Blangpidie | Realitas – Harga Daging Meugang (punggahan) sehari menyambut Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mencapai Rp.200 ribu perkilogram, harga tersebut cukup fantastis lantaran sedikitnya pedagang yang menjual daging di pasar dadakan dalam Kabupaten setempat.
Meski dengan harga yang cukup mahal, tidak berpengaruh apapun terhadap daya beli masyarakat di kabupaten setempat karena tergolong pasar musiman.
Tradisi pemotongan hewan seperti kerbau dan sapi sudah menjadi rutinitas tahunan dalam rangka menyambut bulan puasa dan hari raya di Abdya bahkan diseluruh Aceh pada umumnya.
Mulyadi, warga Desa Kedai, Kecamatan Manggeng, mengaku tidak menjadi persolan harga daging bisa mencapai Rp.200 ribu perkilo.
Dengan harga seperti itu tidak menyurutkan minat masyarakat untuk membeli daging di Pasar Pemotongan hewan yang telah disediakan pedagang, baik dilapangan maupun di tepi sungai dalam wilayah setempat.
“Mungkin pelaksanaan seperti ini hanya tiga kali dalam setahun, yakni pada saat menyambut Bulan Suci Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.
Jadi, bagaimanapun situasi hargannya tetap akan dibeli oleh masyarakat,” tuturnya kepada wartawan, Selasa (21/8/2018) di lokasi pemotongan Lapangan Bola Kaki, Desa Seunulop, Kecamatan Manggeng.
Bisa dikatakan, harga daging di hari-hari tertentu memang mahal jika dibandingkan harga daging pasaran pada umumnya.
Kalau di kota-kota besar, memang sudah ada pasar hewan khusus, jadi harganya pun sudah stabil dan ditentukan sesuai pasaran.
Bukan hanya di Manggeng saja, tarif harga daging juga sama di lokasi pemotongan Krueng (Sungai) Beukah, Kecamatan Blangpidie, Pasar Tanjong Bunga, Kecamatan Tangan-Tangan dan lokasi-lokasi pasar hewan lainnya di Abdya.
“Jadi saya pikir tidak masalah, kalau umpanya ada masyarakat tidak mau membeli daging, mereka pasti beralih ke daging Ayam atau sejenisnya.
Yang jelas untuk hari itu tetap dipenuhi,” demikian kata Mulyadi.
Tanggapan sama juga diutarakan Yasir, salah satu pedagang daging meugang di Pasar Tanjong Bunga, Tangan-Tangan.
Harga jual daging mencapai Rp.200 ribu perkilo. Harga tersebut merupakan hasil keseragaman dan kesepakatan bersama para pedagang daging di Abdya.
“Jadi tidak ada yang memotong harga, karena penatapan harga tesebut sudah sesuai dengan harga satu ekor kerbau yang kita beli,” jelasnya.
Biasanya, lanjut Yasir, harga daging bisa saja mulai turun seiring waktu yang terus berjalan.
Jika pagi sekali, harga daging masih mencapai Rp.200 ribu, tapi pada saat sudah memasuki pukul 10.00 WIB, harga daging mulai turun secara perlahan hingga mencapai Rp.120 ribu perkilo bahkan Rp.100 ribu.
“Terkadang permintaan masyarakat lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah hewan yang kita potong (sembelih).
Untuk Tangan-Tangan saja hanya tersedia sekitar 5 ekor Kerbau.
Terkadang itu saja tidak cukup.
Sidikitnya tempat pemotongan hewan di Tangan-Tangan, karena banyak masyarakat yabg sudah mempersiapkan daging qurban yang akan disembelih pada Idul Adha nanti,” tuturnya singkat.
Amatan dilapangan, warga nampak berbondong-bondong memadati kawasan pasar Desa Seunolop, Kecamatan Manggeng dan Pasar Daging di Pasar Tanjong Bunga, Kecamatan Tangan-Tangan begitu juga di Lokasi Pemotongan Hewan, Desa Meudang Ara, Kecamatan Blangpidie.
Untuk wilayah Manggeng diperkirakan 25 ekor kerbau terpotong dan 4 ekor sapi yang sudah lulus pemeriksaan oleh tim kesehatan hewan. (Syahrizal)