Belawan | REALITAS – Kantor Camat Kecamatan Medan Belawan di serang masyarakat dan melakukan aksi protes besar-besaran terkait pemilihan kepala lingkungan (Kepling) yang baru karena dinilai sarat kecurangan serta menuntut keadilan dari berbagai Kelurahan pada Jumat sore, 16 Mei 2025.
Aksi spontanitas ini dipicu oleh keputusan pengangkatan Kepling yang dinilai tidak memenuhi prosedur dan melanggar Peraturan Walikota Medan Nomor 21 Tahun 2021. Warga menuduh proses pemilihan tersebut tidak transparan, tidak melibatkan masyarakat dan kuat dugaan ada keterliban oknum anggota DPRD Kota Medan sehingga pemilihannya main tunjuk langsung.

“Ini penghinaan terhadap kami sebagai masyarakat. Calon kepala lingkungan yang tidak didukung 30 persen warga malah diangkat. Kalau hanya tunjuk-tunjuk, untuk apa ada proses pendaftaran? Ini jelas pelanggaran aturan!” tegas Evi, salah seorang warga, saat menyampaikan keluhannya di ruang tunggu kantor Camat.
Protes terhadap pengangkatan Kepling tidak hanya terjadi di Belawan Bahagia, Sicanang dan Belawan tetapi juga meluas ke Kelurahan Bagan Deli. Bahkan, dalam sebuah rekaman video yang kini viral, puluhan ibu-ibu di Lingkungan 13 Bagan Deli dengan keras meminta oknum anggota DPRD Kota Medan untuk tidak ikut campur tangan dalam pemilihan Kepling.

“Tolong ya Pak HS, jangan ganggu urusan pemilihan Kepling di sini. Kami tahu siapa yang pantas, jangan main atur-atur. Kami dulu pendukung bapak, tapi jangan rusak kepercayaan kami!” teriak ibu-ibu di video tersebut.
Menurut warga, campur tangan oknum anggota DPRD Kota Medan dan pejabat kecamatan semakin mencoreng proses demokrasi lokal. “Kami tidak butuh figur yang di paksakan, kami butuh pemimpin yang benar-benar peduli dan mendapat dukungan masyarakat!” ujar seorang warga yang geram.
Kemelut semakin memanas saat warga menuntut untuk bertemu Camat Medan Belawan, Yoga Irawan. Namun sang Camat justru bersembunyi di bawah meja kerjanya dan kabar tersebut menyebar cepat di tengah-tengah massa yang menuntut keadilan hingga memicu gelombang kemarahan yang lebih besar dari masyarakat.
“Camat macam apa yang lari dari warganya sendiri? Kami datang untuk menuntut keadilan, bukan untuk kekerasan. Tapi dia malah sembunyi seperti pengecut!” ujar salah satu perwakilan warga dengan nada tinggi.
Camat Belawan, Yoga Irawan ketika dikonfirmasi oleh awak media melalui telepon genggamnya tidak diangkat dan pesan singkat WhatsApp pribadinya tidak ditanggapi. Warga menyebut tindakan ini sebagai bukti bahwa Camat tersebut tidak serius menjalankan tugasnya dan alergi terhadap pengawasan publik.
Warga menuduh proses pemilihan Kepling sudah diatur sejak awal dan mereka menyebut ada calon-calon tertentu yang sengaja dimenangkan meskipun tidak memenuhi syarat. Beberapa warga bahkan menduga adanya permainan uang dan kepentingan politik di balik pengangkatan ini.
“Proses ini jelas tidak bersih, kalau Camat dan pejabat di atasnya tidak segera turun tangan, masalah ini akan kami bawa langsung ke Walikota Medan dan Rumah Dewan untuk di proses atas pengangkatan Kepling tersebut serta keterlibatan anggota DPRD Kota Medan jangan sampai masyarakat marah lebih besar lagi,” ancam salah satu tokoh masyarakat.
Masyarakat Medan Belawan mendesak Walikota Medan, Rico Waas untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah ini. Mereka menuntut agar seluruh proses pemilihan serta pengangkatan Kepling di Kecamatan Medan Belawan dibatalkan dan di ulang kembali sesuai prosedur yang berlaku.
“Kami butuh transparansi, keadilan, dan partisipasi masyarakat. Jangan main kotor dengan demokrasi lokal! Kalau Walikota Medan tidak segera bertindak, kami tidak akan tinggal diam,” ujar seorang warga lainnya.
Situasi ini menjadi sorotan tajam, mencerminkan keresahan masyarakat terhadap tata kelola pemerintahan lokal yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Apakah Walikota Medan akan menjawab tuntutan warga atau memilih bungkam seperti Camat Belawan? Waktu yang akan menjawab. (Win)