Tapaktuan I REALITAS – Banyak pembangunan perkantoran di pusat Kabupaten Aceh Selatan yaitu Tapaktuan, kondisinya sangat memprihatinkan alias amburadul, bahkan ada yang hampir roboh.
Menurut pantauan terjadinya pembangunan tersebut diduga tak ada niat baik untuk memperbaiki atau direhab sebagaiman mestinya.
Padahal bangunan itu bila dipantau bangunannya yang cukup berdiri megah. Yang di bangun pada masa Bupati Aceh Selatan, H. T. Machsalmina Ali, Tgk Husen Yusuf dan bupati almarhum H.T. Sama Indra.
Namun sepeninggalan mereka terlihat sejumlah perkantoran tersebut kondisi bangunannya baik lantai kramik, plapon dan atap bangunan hanya menunggu roboh saja.
Padahal bila dipelihara bangunan yang sudah ada saja bisa diperbaiki atau rehab. Tapi hingga diturunkan berita ini belum ada tanda-tanda untuk diperbaiki. Bahkan terpantau lansung pada salah satu perkantoran, bagian sisi lantai keramiknya di tempelkan “Lakban”.
Seperti kondisi bangunan kantar BPKD yang berlantai dua itu, pada bagian lantai satu dan dua keramiknya sudah hampir habis terbuka, atap bocor dan plapon hanya menunggu roboh.
Selanjutnya bangunan yang berlai empat yaitu gedung serbaguna Kantor BAPPEDA disisi atap yang bocor juga plaponya sudah mulai berjatuhan dan gedung itu beberapa bulan terakhir ini tak difungsikan lagi.
Demikian juga halnya bangunan perkantoran Dinas Kominfo dan Persandian, berlantaikan tiga itu yang cukup parah alias memprihatinkan, dari kondisi dinding bangunan sudah mulai retak, lantainya sudah habis terbuka, atap dan plapon juga ikut bocor dan ambruk.
Kondisi yang sama, Kantor Bupati Aceh Selatan, atapnya ada yang bocor dan plaponnya terkopek. “Semua perkantoran tersebut terletak pada sisi kiri kanan Jalan T. Ben Mahmud Tapaktuan yang pada lintasan kendaraan lalu lalang Medan-Abdya.
Nasib yang sama seperti perkantoran yang terletak pada pergunungan “Puncak Gemilang” terdapat gedung Dinas PUPR, BPBD dan Dinas Gampong.
Yang disayangkan, pada saat masyarakat dalam pengurusan pada kantor yang bersankutan, menjadi suatu pertanyaan. “Kenapa kondisi bangunan perkantoran di pusat kabupaten demikian, lebih bagus kantor kepala gampong (Kepala desa-red),” timpalnya.
Sebelumnya media ini sudah pernah menghubungi dan mempertanyakan seluruh Kadis dan Kepala Badan yang bersangkutan, kenapa kondisi kantor demikian. Ia menjawab sangat simpel dan sederhana bagaikan tak punya beban. “Tadak ada anggaran, hal itu sudah berulangkali diusulkan, namun tak ada tanggapan,” ujarnya.
*Tak paksakan kehendak
Periode Bupati Aceh Selatan,
H. Mirwan, MD – H.Baital Mukadis, disamping Efesiensi, ia mencoba tidak memaksakan kehendak, diawal mereka memimpin daerah penghasil komanditi penghasil pala itu, mereka pada tahun ini ditiadakan pengadaan kendaraan dinas, baik roda empat maupun roda dua.
Jika kendaraan tersebut masih layak dipakai, di gunakan itu dulu, bila ada yang rusak diperbaiki dan surat kendaraan belum beres ikut dibereskan.
Ditiadakan pengadaan kendaraan dinas tersebut bukan saja pada dinas instansi, termasuk pengadaan mobil dinas Bupati dan Wakil Bupati.
Hal tersebut, berbagai kalangan lapisan masyarakat di kabupaten tersebut, cukup mengapresiasi. Namun bagaiman masalah pembangunan, apakah dibangun lagi gedung baru, sementara gedung yang sudah ada masih layak untuk ditempati.
Apakah bangunan yang sudah banyak kropos lantai, dinding, plapon dan atap, di rehab kembali sehingga tidak banyak mengeluarkan anggara, mari kita lihat bersama, unggap sejumlah tokoh masyarat Aceh Selatan.
Sementara media ini belum berhasil menghubungi bupati dan wakil bupati.(*)