Aceh Timur I Realitas – Sejumlah Tokoh masyarakat meminta penegak hukum segera usut pembuangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) karena sejak dibangun sampai saat ini belum difungsikan sama sekali ada apa dengan pembangunan ini.
Pembangunan Sekolah Luar biasa (SLB) digampong Paya Bili se-Kecamatan Peudawa Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh, menjadi tanda tanya bagi masyarakat, pembangunan sekolah luar biasa tersebut dibangun pada Anggaran Otsus tahun 2016 dengan biaya yang tidak sedikit, tapi sayangnya sudah dua tahun terbengkalai jadi tempat kandang kambing dan sapi, Kamis (5/7/2018).
Sekdes Gampong Paya Bili Sa Taufik (41 tahun) saat ditemui oleh Media ini dikantor Kecamatan Peudawa, Kamis (5/7/2018), menyebutkan pembangunan tersebut dari awal mulai sudah bermasalah dimana pemilik tanah waktu tanggal (11/7/2016) itu dilarang membangun rumah sekolah dilahan miliknya, setelah itu pembangunan kembali berjalan, setahu saya pemilik tanah tersebut milik (Alm Si Syeh) namun beberapa waktu yang lalu juga istri dari Alm pernah datang ketempat saya menanyakan perihal tanah miliknya yang sampai saat ini belum lunas dibayar oleh pihak pemerintah, bangunan SLB tersebut dibangun diatas tanah seluas 60 m x 30 m, dan saya selaku perangkat Gampong merasa kecewa dengan bangunan yang tidak dimanfaatkan sehingga uang Negara terbuang dengan sia-sia.
Kabid Pembinaan Paud dan PNF(Pendidikan Non Formal) Ridwan.SPd saat dihubungi melalui telpon Selular Kamis (5/7/2018) mengatakan bahwa sekolah tersebut sudah dikembalikan ke Dinas provinsi dan terkait dengan permasalahan tersebut sebenarnya saya tidak berhak memberikan jawaban demikian ujarnya singkat diujung telponnya.
Ridwan tidak mau berkomentar banyak semua persoalan menyangkut gedung sekolah itu urusan Banda Aceh sekarang, dirinya juga mengatakan tidak masuk kantor sedang sakit di Perlak, ujarnya diujung telpon.
Semua pihak meminta tim penyidik di Aceh Timur baik Kejati dan Polda Aceh untuk segera melakukan terhadap pembangunan Gudang sekolah SLB banyak dugaan pembangunan ini bukan hanya bermasalah lahan atau tanah saja banyak pihak menduga tidak tertutup kemungkinan pembangunan gedung ini juga terjadi mar up anggaran.
(Hasbi Abubakar)
