Harga Jual Anjlok, Pemilik Kebun Pinang Di Abdya Rugi

oleh -478.579 views
Foto: Puluhan ton pinang kering pada salah satu toko agen di Abdya sedang dikemas untuk dikirim ke Medan Sumatera Utara, Selasa (19/2/2019)

Blangpidie | Realitas – Harga jual pinang (Areca catechu) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) anjlok.

Sehingga, membuat pemilik kebun pinang mengalami kerugian bahkan keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan komoditi perkebunan ini sangat terbatas.

Nasir warga Kecamatan Tangan-Tangan kepada wartawan, Selasa (19/2/2019) usai menjual pinang miliknya mengatakan, harga pinang kering semakin rendah.

Pinang yang telah melalui proses pengeringan secara alami itu hanya mampu dihargai oleh agen pengepul sekitar Rp. 7.000-8.000 per kg.

Sebelumnya harga pinang kering sempat menggembirakan petani di Abdya yakni sekitar Rp.14.000-15.000 per kg.

“Itupun tidak bertahan lama, hanya dalam kurun waktu 3 bulan harga pinang terus anjlok,” ungkapnya.

Disaat harga pinang berada level atas, animo pekebun untuk merawat pohon pinang dan memanen sangat tinggi.

Namun disaat harga anjlok, semangat pekebun mulai lesu bahkan tidak sedikit dari mereka yang membiarkan pinang itu terlantar jatuh menguning sendirinya tanpa dimanfaatkan.

BACA JUGA :   Tukang Ojek Ditikam OTK

“Dia berharap harga tersebut dapat kembali normal dan kepada pemerintah untuk dapat lebih memperhatikan komuditas pinang, selama ini setelah dibantu bibit, perkembangan dan persoalan yang dialami pekebun pinang banyak terabaikan,” tuturnya.

Sementara itu, Mulyadi Hamid salah seorang agen penampung pinang terbesar di Abdya membenarkan kalau saat ini harga jual pinang mengalami penurunan drastis.

Dalam dua pekan ini harga pinang kering dengan berbagai kualitas berkisar antara Rp. 7.000-9.000 per kg. Harga ini berbanding jauh dengan harga sebelumnya yakni mencapai Rp.15.000 per kg.

Kisaran harga pinang dimaksud disesuaikan dengan kualitas pinang yang dijual oleh petani dan agen keliling.

BACA JUGA :   Tukang Ojek Ditikam OTK

Umumnya para petani kurang mengetahui bagaimana cara membedakan pinang kualitas terbaik dan rendah, sehingga kerap dicampur saat dilakukan penjualan.

Menurutnya, anjloknya harga pinang kering ini disebabkan karena minimnya permintaan pinang dari negara tujuan ekspor utama yakni India dan Pakistan.

Selain itu, kerapnya hujan mengguyur Abdya dalam beberapa pekan terakhir membuat kualitas pinang pasca panen menjadi kurang baik.

Selama 20 tahun terakhir bergelut dalam usaha jual beli pinang, tambah Mulyadi, belum terlihat perubahan dan kemajuan yang dirasakan pekebun pinang di Abdya.

Tentu hal ini akibat kurangnya perhatian dari pemerintah terutama dalam hal memberikan pemahaman bagaimana cara budidaya pinang yang baik dan benar telah membuat produksi pinang di Abdya semakin berkurang. (Syahrizal/iqbal)